Jumat, 28 Agustus 2015

Terkikisnya Budaya Negeriku

Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa.
Indonesiaku, aku cinta tanah airku yang menjadi tempat lahirku dan selama ini menjadi tempat ibadahku. Dari Aceh sampai Papua bermacam-macam budaya yang berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan, itulah tanda ke-Bhineka Tunggal Ika bangsaku yang tercinta. Hasil alam yang melimpah, siapa yang menanam pasti memetik hasilnya, sungguh tanah airku yang subur.
Tetapi dari sini kita memiliki tujuan, arah dan juga bisa tanpa tujuan. Di padang rumput hijau nan indah, sejauh mata memandang. Kemana pun keinginan menghendaki, hasrat memaksa dan perasaan menuntun. Dikelilingi pepohonan yang berdiri asal tapi mengagumkan, memancing datangnya hembusan angin segar. Segalanya masih alami dan tidak mengingini sedikit pun polusi, itulah desaku.
Indahnya ini semua.
Budaya menjadi pelengkap dalam menjalani kehidupan yang tentram, damai. Budaya menjadi tali silaturahmi antar sesama warga, dan menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Namun sekarang sedikit ketersampingkan dengan penuhnya aktivitas individu. Akankah hilang budaya Negeriku ini…?! Bukan hanya aktivitas individu saja yang mengikis budaya Negeriku, tetapi organisasi yang mengatasnamakan organisasi religi juga mengikis budaya Negeriku. Tidak hanya mengikis, mereka bahkan akan meniadakan budaya Negeriku ini. Sungguh dahsyat aku mendengar berita itu. Apa yang akan terjadi pada Negeriku ini? Apa yang di inginkan oleh para pemusnah budaya? Apa yang akan mereka rencanakan? Apakah kita rela dengan hilangnya budaya Negeri tercinta kita ini, budaya yang menjadi simbol Negeri kita ini, yang bisa menumbuhkan cinta tanah air dan “Cinta tanah air” itu merupakan salah satu bagian dari iman, yang dimaksudkan dengan cinta tanah air itu adalah memakmurkan tanah airnya, memakmurkan dengan amal-amal shaleh atau amal-amal yang baik. Sedangkan tanah air manusia itu ada dua macam: 1) Tanah air jasmani, yaitu bumi tempat kita lahir dan berpijak, dan 2) Tanah air ruhani, yaitu tanah air akhirat, tempat dimana ruh kita berasal dan akan kembali nantinya.
Kedua tanah air kita ini harus dimakmurkan, baik tanah air ruhani maupun jasmani. Dimakmurkan dengan perbuatan-perbuatan baik. Sehingga nantinya kita bisa menuai buahnya.
Maka dari itu marilah kita pertahankan budaya Negeri kita, kita sayangi Negeri kita dengan budaya. Merdekakan diri kita masing-masing dahulu, dan mari bersatu menuju Indonesia yang merdeka seutuhnya.

MERDEKA!!!

by Sinung Kurniadi

Jumat, 24 April 2015

KARYA ILMIAH : STRATEGI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM TEMA LINGKUNGAN BERSIH DAN SEHAT MENGGUNAKAN AREA SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS SATU


STRATEGI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM TEMA LINGKUNGAN BERSIH DAN SEHAT MENGGUNAKAN AREA SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS SATU
SD NEGERI KRAJAN 01 WERU SUKOHARJO

Elita Noviani Atono
S1 PGSD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka NIM. 819452971

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada tema lingkunan bersih dan sehat, meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dalam tema lingkungan bersih dan sehat, dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran  tema lingkungan bersih dan sehat. Penelitan ini merupakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya dilaksanakan satu tindakan. Dimana dalam tindakannya diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar dalam satu pertemuannya 2 x 35 menit. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus ini setiap siklusnya terdiri dari perencanaan,observasi dan refleksi. Pada Siklus I hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor mencapai nilai rata-rata cukup baik dan pada Siklus II hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor menunjukan nilai rata-rata baik. Hal ini menunjukkan peningkatan daripada Siklus I. Dengan menggunakan media lingkungan sekolah, guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena anak akan lebih tertarik dan antusias.

Kata kunci : motivasi belajar, lingkungan pembelajaran, media pembelajaran

PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
SD N Krajan 01 berada di wilayah Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. SD ini berada di daerah pinggiran kota  Kecamatan Weru. Jumlah siswa di SD N Krajan 01 ada 72 siswa dengan guru kelas 6 orang, 1 kepala sekolah, 1 guru agama islam dan 1 guru pendidikan jasmani dan kesehatan, 1 penjaga sekolah, serta 1 petugas perpustakaan.
Dalam pembelajaran dalam tema lingkungan bersih dan sehat pada siswa kelas I penulis menemukan kendala yang serius dimana siswa kurang minat dan motivasi didalam mengikuti pelajaran sekolah siswa terlihat pasif dan bermain, jika guru mengajukan pertanyaan tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Setiap akhir pembelajaran guru selalu mengadakan tes akhir . Dari hasil tes akhir tersebut ditemukan termasuk kategori cukup. Dari siswa Kelas 1 yang berjumlah 14 anak yang mencapai nilai ketuntasan minimal 65, hanya 35,7% dari sejumlah peserta didik. Selebihnya belum mencapai ketuntasan belajar atau kurang dari standar  ketuntasan minimal. Dengan hasil di atas menunjukkan bahwa anak-anak kurang menguasai materi pelajaran yang telah di sampaikan guru. Karena pada saat pelajaran berlangsung anak-anak tidak memperhatikan penjelasan guru, pasif dan bermain. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa prihatin atas kondisi yang terjadi pada siswa kelas I di SD Krajan 01. Penulis melakukan penelitian pada siswa kelas I SD N Krajan 01 dengan jumlah siswa 14 anak terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Peneliti berupaya menemukan cara-cara agar siswa merasa tertarik pada pelejaran serta mampu membangkitkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Strategi yang dilaksanakan adalah mengubah metode pembelajaran yang di gunakan dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang di capai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya dilakukan satu tindakan kelas, dimana setiap tindakannya diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar selama dua pertemuan selama   2 x 1 hari.
1.         Identifikasi masalah
Materi pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat kelas I mengacu pada Kurikulum 2013 yang kemudian dijabarkan pada panduan pembelajaran SD Kelas I.
Di lapangan guru menemui banyak kesulitan pada saat berlangsungnya pembelajaran yaitu rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak mempunyai semangat diri untuk memperhatikan dan menyimak penjelasan yang disampaikan guru pada saat pembelajaran. Mereka lebih memilih bermain pada saat pembelajaran berlangsung.
Pada pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat kelas I diperlukan suatu minat yang merupakan pendorong semangat supaya menimbulkan ketertarikan  atau perhatian sehingga kegiatan menjadi menyenangkan atau menguntungkan.
Dalam pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat kelas I guru hanya mengajarkan materi pembelajaran yang tercantum pada buku teks saja, pembelajaran tersebut tidak disertai media pembelajaran jadi anak menerima materi pelajaran secara verbalisme.
Pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat biasanya menggunakan strategi atau pendekatan yang terpusat pada siswa . Namun yang terjadi di lapangan guru hanya menggunakan metode yang di sukai saja. Guru hanya menggunakan satu atau dua metode yaitu ceramah dan Tanya jawab. Hal ini tentu saja membosankan siswa, mereka hanya bengong mendengarkan penjelasan guru.
Setiap akhir pembelajaran diadakan post tes. Post tes yang di laksanakan dikategorikan hasil belajar siswa rendah. Peneliti tindakan kelas ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dalam meningkatkan motivasi.
Siswa agar aktif dalam proses pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat sehingga diharapkan dapat mencapai kompetensi inti yang telah ditentukan.
Pelaksanaan peneliti di SD N Krajan 01 dengan mengambil sumber data kelas I yang berjumlah 14 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Identifikasi masalah dalam penelitian ini di bantu oleh teman sejawat.
2.         Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang kami temukan pada pembelajaran lingkungan bersih dan sehat kelas I SD N Krajan 01 dengan bantuan teman sejawat, peneliti mencoba mencari penyebab mengapa siswa kurang aktif, berasal dari 3 faktor yaitu :
a.         Penyebab dari guru, antara lain :
1)        Guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa.
2)        Guru hanya menggunakan satu metode pembelajaran.
3)        Guru belum memberi penguatan dalam proses pembelajaran pada siswa sehingga motivasi belajar siswa masih kurang.
b.        Penyebab dari siswa, antara lain :
1)        Rendahnya perhatian siswa pada pembelajaran.
2)        Siswa tidak mempersiapakan diri belajar materi pelajaran dari rumah.
3)        Siswa mudah bosan menerima pelajaran.
c.         Penyebab dari materi pelajaran:
Materi pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat lebih tepat jika guru menyajikan dengan melibatkan aktifitas fisik siswa, tetapi biasa yang terjadi guru mengajar tema lingkungan bersih dan sehat hanya menggunakan metode ceramah, sehingga kegiatan siswa dalam pembelajaran pasif.
3.         Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari identifikasi masalah dapat di ketahui berbagai macam masalah. Tentang meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Sain. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan di teliti hanya pada upaya guru meningkatkan motivasi anak supaya menimbulkan ketertarikan atau perhatian. Kegiatan menjadi menyenangkan atau menguntungkan, sehingga anak menerima materi pelajaran tidak secara verbalisme.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
“Apakah penggunaan media lingkungan sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar ?”
“Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran tema lingkungan sehat dan bersih?”
C.       Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar belakang penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
1.    Meningkatkan motivasi belajar siswa pada tema lingkungan bersih dan sehat.
2.    Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dalam tema lingkungan bersih dan sehat.
3.    Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran  tema lingkungan bersih dan sehat.
D.       Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.    Bagi Guru
Untuk memperbaiki kinerja guru dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil pembelajaran dengan cara memilih metode dan media yang tepat.

2.         Bagi Siswa
Untuk meningkatkan motivasi  belajar siswa yang telah dimiliki sebagai upaya peningkatan hasil belajar.
3.         Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan  kepada guru SD N Krajan 01 untuk  menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
4.    Bagi Institusi pendidikan secara umum hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi yang nantinya bisa memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

KAJIAN PUSTAKA
A.       Hakikat Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran metode sangat diperlukan untuk mempermudah guru dalam mengajar. Metode dapat diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, media sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran antara lain sebagai berikut :
Wardani (2006) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jamarah (2005) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.
Hermawan (2007) mengartikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru kepada siswa atau sebaliknya.
Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan guru dalam mengelola belajar pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningktakan efektifitas kegiatan pembelajaran. Contohnya seorang guru ingin menjelaskan tentang lingkungan yang bersih dan sehat, akan lebih menarik jika siswa diajak terjun langsung ke lingkungan sekolah.
B.       Macam-macam Media Pembelajaran
1.    Media By Design
a.    Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan media penglihatan. Contohnya adalah poster, foto slide, dan lain-lain.
b.    Media Audio
Media audio adalah media yang hanya dapat di dengar. Contohnya Radio, tape, dan lain-lain.
c.    Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang bisa dilihat dan didengar. Contohnya  televisi.
2.    Media Non By Design
Media non by design adalah media yang bisa digunakan tanpa ada rancangan terlebih dahulu, contohnya lingkungan.
Untuk pembelajaran pada tema lingkungan bersih dan sehat ini, ingkungan. Media gambar memiliki beberapa kelebihan yaitu (1) Sifatnya kongkrit; (2) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (4) Dapat memperjelas suatu masalah; (5) Harganya murah dan mudah di dapat.
Berdasarkan teori dari uraian di atas, pembelajaran  seperti ini terdapat pada pembelajaran  langsung dengan menggunakan media lingkungan sekolah/ non by design. Model ini sangat memungkinkan dilaksanakan karena sesuai dengan model pembelajaran yang di laksanakan guru.
Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar dapat di tingkatkan.
C.       Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya untuk menggerakkan diri siswa yang mengakibatkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di inginkan oleh subyek belajar itu bisa tercapai. Dala belajar prestasi siswa akan lebih baik jika siswa mempunyai dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa tersebut. Hal ini karena ada kecenderungan bahwa seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi mungki akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi orang tua mereka.
Motivasi belajar sangat penting untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang di inginkan, jadi motivasi siswa dalam belajar perlu diciptakan. Motivasi mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai penggerak motor yang melepas energy, menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang akan diraih, menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan cara menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan yang ingin diraih.
Seseorang akan berusaha karena adanya motivasi. Sebuah motivasi yang lebih baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang bagus atau dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun karena adanya motivasi maka akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Motivasi yang paling penting untuk pendidikan adalah motivasi dalam prestasi dimana seseorang lebih cenderung untuk berjuang mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau untuk gagal. Tingginya intensitas motivasi murid akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar murid tersebut.
D.       Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar memilki pengaruh dalam proses pembelajaran. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar diluar diri individu atau manusia. Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural (Dalyono, 2007 : 129).
Menurut Oemar Hamalik, (2006) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Hera (2004) menyatakan lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan yang didalamnya diperlukan suatu interaksi antara sesama manusia lingkungan belajar.
E.       Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai pandangan yang dianutnya, dari berbagai pendapat tersebut ditemukan titik persamaan.
Prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang diterima dan dimiliki oleh siswa selama catur wulan yang sudah disimpulkan dalam bentuk nilai akhir yang dimasukkan dalam raport (Unik Ambarwati, 2004)
Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (Purwanto, 1986). Winkel (1996) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bakat yang dicapainya dalam kegiatan belajar. Winkel juga mengatakan belajar adalah aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat didalam kurikulum (Djamarah, 2005)
Menurut S. Nasution (1996) prestasi belajar adalah kesempurnaan seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar akan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektifdan psikomotorik, sebaiknya kurang berhasil apabila seseorang belum mampu memenuhi tiga aspek tersebut. Prestasi belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor inter dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu kondisi psikologis dan kondisi psikologis siswa, faktor ekstern yaitu kondisi fisik siswa, baik kesehatan maupun kesempurnaan anggota tubuh sangat mempengaruhi prestasi belajar. Selain keadaaan fisik, keadaan psikis juga sangat mempengaruhi prestasi belajar misalnya bakat, kecerdasan, minat dan otivasi. Sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis paedagosis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan yang sengaja diciptakan Teori belajar dan pembelajaran (Khomarrudin Hidayat, 2002).
F.        Keaktifan Belajar
Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditemukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang giat dalam belajar atau berusaha (Nasution, 1996). Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar.
Belajar aktif adalah suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ketika peserta didik pasif dan hanya menerima informasi dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru.
Ada empat ciri keaktifan belajar siswa yaitu:
1.         Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan,
2.         Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar,
3.         Penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya,
4.         Kebebasan dan keleluasan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru dan pihak lain.
Proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas merupakan aktivitas mentranformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan peserta didik, dimana lebih banyak membimbing dan mengarahkan.
Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala:
1.         Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik,
2.         Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar,
3.         Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal peserta didik (Kompetensi dasar),
4.         Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai peserta didik yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan
5.         Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
G.      Kerangka Berpikir
Untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan, perlu adanya “Cara” tertentu. Cara inilah yang merupakan acuan atau kerangka untuk mencapai harapan. Harapan itu tentunya bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan memang sesuatu yang dipikirkan. Inilah yang dinamakan kerangka berpikir. Kerangka berpikir pada hakikatnya adalah penalaran yang membimbing Peneliti untuk dapat mencapai jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kerangka berpikir diperlukan agar dalam proses pengambilan keputusan dari suatu penelitian menghasilkan sesuatu yang valid dan accountable.
Media merupakan sesuatu (perantara) yang diciptakan untuk mempermudah siswa memahami konsep pembelajaran. Diharapkan dari penggunaan media pemahaman siswa tentang suatu konsep akan cepat dan tepat. Media juga mendorong tumbuh dan berkembangnya keaktifan siswa. Keaktifan siswa dapat terbangun dengan adanya media yang baik. Keaktifan yang tinggi terhadap sesuatu adalah modal awal keberhasilan tentang aktivitas sesuatu tersebut. Siswa yang keaktifannya terhadap pembelajaran tinggi, maka akan besar kemungkinan nilai prestasi siswa tersebut juga baik.
Rantai keterkaitan antara media, keaktifan prestasi dalam pembelajaran yang merupakan skema kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :







H.      Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Jika dalam pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat dengan media lingkungan sekolah maka keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas I SD N Krajan 01 akan meningkat.

PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELASSUBYEK PENELITIAN
A.       Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1.      Subyek
Subyek penelitian siswa kelas 1 SD Negeri Krajan 01 Weru Sukoharjo terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
2.      Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di SDN 01 Krajan 01 Weru Sukoharjo.
3.      Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari s/d April 2014. Jadwal pelaksanaan pembelajaran untuk tema lingkungan bersih dan sehat adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Tindakan Kelas
No
Jenis Kegiatan
Bulan
Februari
Maret
April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Penyusunan RPP Siklus I












2
Pelaksanaan Penelitian Siklus I












3
Penyusunan RPP Siklus II












4
Pelaksanaan Penelitian Siklus II












5
Pengolahan dan Analisis Data












6
Laporan Hasil Penelitian












4.      Pihak Yang Membantu
Pihak yang membantu dalam pelaksanaan perbaikan penelitian adalah :
1)   Bapak Drs. Basuki Haryono, MPd selaku supervisor 1
2)   Ibu Sri Hasmani, SPd selaku supervisor 2
3)   Ibu Nindya Erna Herawati, SPd.SD selaku teman sejawat
B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya dilaksanakan satu tindakan. Dimana dalam tindakannya diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar dalam satu pertemuannya 2 x 35 menit.
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus ini setiap siklusnya terdiri dari perencanaan,observasi dan refleksi.
1.         Siklus I
Peneliti terlebih dahulu merumuskan masalah dan cara pemecahannya kemudian menyusun perangkat pembelajaran serupa .
a.         Perencanaan tindakan I
1)      Rencana pembelajaran
2)      Media berupa gambar lingkungan bersih dan sehat
3)      Lembar kerja
4)      Soal tes akhir
Pada siklus ini yang direncanakan adalah mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan cara menggunakan metode ceramah, mengerjakan lembar kerja.
b.        Pelaksanaan Tindakan I
Pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat sebagai pengamat (observer). Adapun jalannya kegiatan sebagai berikut, pada awal pelajaran peneliti memberikan observasi. Guru menjelaskan tentang lingkungan bersih dan sehat, kemudian melakukan Tanya jawab tentang pengamatan, menarik kesimpulan dan diakhiri pos tes.
c.         Observasi Tindakan I
Selama proses pembelajaran, semua aktivitas siswa diamati dan dicatat dengan menggunakan lembar pengamatan oleh teman sejawat selaku observer.
d.        Refleksi Tindakan I
Hasil pengamatan observer dan hasil tes akhir kemudian didiskusikan untuk diinterprestasikan. Hasil interprestasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah  pada siklus  I. Dari hasil teman disimpulkan bahwa masih  ada sebagian yang tidak aktif,siswa tidak semuanya ikut andil dalam pembelajaran. Dari hasil tes akhir nilai rata-rata  sedang untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan dilaksanakan Siklus I.
2.         Siklus II
Pada siklus II, guru akan mengajarkan materi yang sama.
a.       Perencanaan Tindakan II
Guru membuat perangkat pembelajaran berupa:
1)      Rencana pembelajaran
2)      Media berupagambar dan lingkungan sekolah
3)      Menyusun lembar kerja
4)      Menyusun soal tes akhir
Pada Siklus II ini tindakan yang direncanakan adalah  guru menggunakan media yang cocok  dan metode demonstrasi diharapkan mampu mengaktifkan siswa.

b.      Pelaksanaan Tindakan II
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdo’a. Guru menunjukkan seorang anak maju. Siswa diajak keluar seekolah mengamati lingkungn sekitar sekolah. Mempresentasikan hasil dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pos tes.
c.       Observasi Tindakan II
Pada palaksanaan  proses perbaikan Siklus II, semua aktivitas siswa diamati dan dicatat  dengan menggunakan lembar pengamatan.
d.      Refleksi Tindakan II
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa motivasi anak berupa keaktifitasnya sudah meningkat signifikan. Pada saat presentasi hasilnya sudah memuaskan.
e.       Tahap-tahap penelitian dapat dibuat bagan sebagai berikut :



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.       Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Untuk memulai sebuah tindakan tentunya dimulai dari adanya perencanaan terlebih dahulu. Dengan adanya perencanaan, maka segala sesuatu dapat dikoordinasi, dirancang serta disusun sedemikian rupa, sehingga pada pelaksanaannya dapat dilakukan dengan baik dan sesuai keinginan.
Rencana tindakan merupakan uraian atau rincian kegiatan yang hendak dilaksanakan pada proses pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru berperan sebagai sutradara yang bertugas mengatur seluruh aktifitas pembelajaran di kelas.
Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus di mana dalam setiap siklusnya terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan pembelajaran yang lamanya 2 x 35 menit. Berdasarkan hasil penelitian selama 2 siklus pembelajaran dapat di peroleh hasil sebagai berikut:
1.         Aktifitas Guru
Selama melaksanakan pebelajaran, aktivitas guru pada Prasiklus, Silkus I  dan  Siklus II diamati oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan observer, aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada Prasiklus dapat dikategorikan bahwa guru lebih aktif atau mendominasi pada proses pembelajaran. Metode yang digunakan tidak menarik dan medianya pun terlihat monoton. Hal ini dapat dilihat saat guru memberi contoh membaca beberapa siswa ada yang tidak menirukan.
Pada Siklus I kegiatan pembelajaran,  guru menjelaskan tentang lingkungan bersih dan sehat. Aktifitas guru pada pembelajaran lebih dominan daripada aktifitas siswa. Hal ini dapat dilihat pada saat melakukan kegiatan pembelajaran guru menggunakan media gambar.
Pada Siklus II proses pembelajaran sudah terkendali, siswa mengikuti pembelajaran dengan seksama. Guru tidak lagi mendominasi pembelajaran. Pada saat siswa melakukan observasi keluar kelas, siswa senang sekali, peran guru sebagai motivator dan fasilitator. Pada siklus ini kegiatan pembelajaran lebih hidup. Mereka berusaha menjawab pertanyaan dengan betul dari pengamatan.
2.         Aktifitas Siswa
Aktifitas belajar siswa dari Prasiklus sampai Siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Dimulai dari siswa dalam menggunakan pengamatan ada sebagian siswa yang tidak mengamati, ternyata siswa hanya bermain degan temannya. Media yang digunakan juga kurang menarik perhatian siswa.
Pada Siklus II, aktifitas siswa mulai ada peningkatan,. Dengan demikian keefektifan siswa mulai ada peningkatan dan aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, karena pada Siklus II ini aktivitas siswa tampak nyata terutama pada saat presentasi hasil.
3.    Hasil belajar
Hasil belajar siswa yang harus dicapai pada tema lingkungan besih dan sehat meliputi aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Tolok ukur keberhasilan adalah adanya peningkatan nilai, mempunyai minat dan keterampilan berbahasa.
Barikut ini hasil belajar siswa:
a.    Hasil belajar kognitif
Salah satu alat untuk mengukur aspek kognitif adalah menggunakan data tes akhir pembelajaran. Pos tes dilaksanakan dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II secara lisan dan tertulis. Berikut hasil belajar siswa pada tahap Prasiklus :
Tabel 2
Nilai Kognitif Siswa Pada Tahap Prasiklus
No.
Nama Siswa
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1.
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
55

2.
Elisa Ayu Aprilia
80

3.
Erlangga Dwi Putra
70

4.
Estiningtyas Budi Utami
55

5.
Farida Nurul Qotimah
70

6.
Faril Ilham Lazuardi
60

7.
Liontina Dewi Nirmalasari
60

8.
Muhammad Bintang Rahmadias
70

9.
Naufal Annandhita Naruwendha
50

10.
Niken Nadia Saputri
72

11.
Rahmad Rohim Izzarulhaq
55

12.
Savaldo Ajie Pratama
55

13.
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
71

14.
Sholihin Amrulloh
60


b.    Hasil Belajar Afektif
Untuk mengukur hasil belajar afektif, peneliti menggunakan lembar pengamatan. Dari lembar pengamatan  dapat diketahui minat anak terhadap pembelajaran, karena anak yang mempunyai minat akan tertarik atau perhatian yang menyebabkan dipilihnya suatu obyek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan memberi kepuasan pada dirinya.
Tabel 3
Nilai Afektif Siswa Tahap Prasiklus
No
Nama Siswa
1
2
3
4
Tuntas
Belum Tuntas
1
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
60
70
60
70

2
Elisa Ayu Aprilia
75
60
75
80

3
Erlangga Dwi Putra
70
70
70
70

4
Estiningtyas Budi Utami
62
60
70
60

5
Farida Nurul Qotimah
60
60
60
60

6
Faril Ilham Lazuardi
57
70
70
60

7
Liontina Dewi Nirmalasari
63
80
70
60

8
Muhammad Bintang Rahmadias
60
70
60
70

9
Naufal Annandhita Naruwendha
62
60
60
60

10
Niken Nadia Saputri
73
60
60
60

11
Rahmad Rohim Izzarulhaq
65
70
60
60

12
Savaldo Ajie Pratama
68
60
70
60

13
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
71
60
60
60

14
Sholihin Amrulloh
65
60
70
60


Keterangan:
1.      Perhatian siswa pada penjelasan pembelajaran
2.      Siswa mendengarkan penjelasan guru
3.      Siswa menyelesaikan tugas dengn baik
4.      Siswa senang dengan pertanyaan guru



c.    Hasil Belajar Psikomotor
Hasil belajar psikomotor ditunjukkan dengan dikuasainya keteramilan-keterampilan proses oleh siswa. Hasil belajar aspek psikomotor dilakukan melalui pengamatan keterampilan siswa dalam melakssanakan tugas individu dan kelompok yang hasilnya cukup baik. Hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Nilai Psikomotorik Siswa Pada Tahap Prasiklus
No
Nama Siswa
1
2
3
Tuntas
Belum Tuntas
1
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
70
70
60

2
Elisa Ayu Aprilia
70
60
70

3
Erlangga Dwi Putra
60
70
60

4
Estiningtyas Budi Utami
60
60
70

5
Farida Nurul Qotimah
60
60
70

6
Faril Ilham Lazuardi
60
60
60

7
Liontina Dewi Nirmalasari
60
70
60

8
Muhammad Bintang Rahmadias
70
60
60

9
Naufal Annandhita Naruwendha
70
60
70

10
Niken Nadia Saputri
60
60
60

11
Rahmad Rohim Izzarulhaq
60
60
70

12
Savaldo Ajie Pratama
80
70
70

13
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
60
60
60

14
Sholihin Amrulloh
60
60
60


Keterangan :
1.      Kemampuan menunjukkan
2.      Tangkas dalam menjawab                 
3.      Kemampuan menyimpulkan





Tabel 5
Frekuensi Tahap Prasiklus
No
Aspek yang dinilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Kognitif
42,8%
57,2%
2
Afektif
35,7%
64,3%
3
Psikomotorik
28,6%
71,4%
Rata-rata
35,7%
64,3%

                                                    Tabel 6
Nilai Kognitif Siswa Pada Tahap Siklus I
No.
Nama Siswa
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1.
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
60

2.
Elisa Ayu Aprilia
70

3.
Erlangga Dwi Putra
70

4.
Estiningtyas Budi Utami
60

5.
Farida Nurul Qotimah
60

6.
Faril Ilham Lazuardi
60

7.
Liontina Dewi Nirmalasari
70

8.
Muhammad Bintang Rahmadias
70

9.
Naufal Annandhita Naruwendha
70

10.
Niken Nadia Saputri
70

11.
Rahmad Rohim Izzarulhaq
70

12.
Savaldo Ajie Pratama
80

13.
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
60

14.
Sholihin Amrulloh
70



Tabel 7
Nilai Afektif Siswa Tahap Siklus I
No
Nama Siswa
1
2
3
4
Tuntas
Belum Tuntas
1
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
70
70
70
60

2
Elisa Ayu Aprilia
70
80
90
70

3
Erlangga Dwi Putra
70
90
70
70

4
Estiningtyas Budi Utami
60
60
70
60

5
Farida Nurul Qotimah
60
60
70
70

6
Faril Ilham Lazuardi
80
100
70
70

7
Liontina Dewi Nirmalasari
80
70
70
70

8
Muhammad Bintang Rahmadias
70
90
70
80

9
Naufal Annandhita Naruwendha
60
60
60
60

10
Niken Nadia Saputri
70
100
70
70

11
Rahmad Rohim Izzarulhaq
70
70
90
70

12
Savaldo Ajie Pratama
70
70
70
70

13
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
60
60
70
60

14
Sholihin Amrulloh
70
90
70
80


Keterangan:
1.    Perhatian siswa pada penjelasan pembelajaran
2.    Siswa mendengarkan penjelasan guru
3.    Siswa menyelesaikan tugas dengn baik
4.    Siswa senang dengan pertanyaan guru


Tabel 8
Nilai Psikomotorik Siswa Pada Tahap Siklus I
No
Nama Siswa
1
2
3
Tuntas
Belum Tuntas
1
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
70
70
80

2
Elisa Ayu Aprilia
70
70
70

3
Erlangga Dwi Putra
60
60
70

4
Estiningtyas Budi Utami
70
70
70

5
Farida Nurul Qotimah
70
70
80

6
Faril Ilham Lazuardi
70
80
70

7
Liontina Dewi Nirmalasari
70
70
70

8
Muhammad Bintang Rahmadias
60
70
60

9
Naufal Annandhita Naruwendha
70
80
80

10
Niken Nadia Saputri
70
80
70

11
Rahmad Rohim Izzarulhaq
70
70
60

12
Savaldo Ajie Pratama
80
80
80

13
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
60
60
60

14
Sholihin Amrulloh
80
70
70


Keterangan :
1.      Kemampuan menunjukkan
2.      Tangkas dalam menjawab
3.      Kemampuan menyimpulkan
                                                    Tabel 9       
Frekuensi Tahap Siklus I
No
Aspek yang dinilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Kognitif
64,3%
35,7%
2
Afektif
71,4%
28,6%
3
Psikomotorik
78,6%
21,4%
Rata-rata
71,4%
28,6%


Tabel 10
Nilai Kognitif Siswa Pada Tahap Siklus II
No.
Nama Siswa
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1.
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
70

2.
Elisa Ayu Aprilia
80

3.
Erlangga Dwi Putra
80

4.
Estiningtyas Budi Utami
63

5.
Farida Nurul Qotimah
60

6.
Faril Ilham Lazuardi
80

7.
Liontina Dewi Nirmalasari
80

8.
Muhammad Bintang Rahmadias
70

9.
Naufal Annandhita Naruwendha
70

10.
Niken Nadia Saputri
70

11.
Rahmad Rohim Izzarulhaq
80

12.
Savaldo Ajie Pratama
70

13.
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
80

14.
Sholihin Amrulloh
70



Tabel 11
Nilai Afektif Siswa Tahap Siklus II
No
Nama Siswa
1
2
3
4
Tuntas
Belum Tuntas
1
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
80
70
70
70

2
Elisa Ayu Aprilia
70
70
70
70

3
Erlangga Dwi Putra
90
80
80
70

4
Estiningtyas Budi Utami
80
70
70
70

5
Farida Nurul Qotimah
70
60
60
60

6
Faril Ilham Lazuardi
70
70
90
70

7
Liontina Dewi Nirmalasari
100
80
90
70

8
Muhammad Bintang Rahmadias
80
70
90
70

9
Naufal Annandhita Naruwendha
60
70
60
60

10
Niken Nadia Saputri
70
100
80
80

11
Rahmad Rohim Izzarulhaq
90
80
70
70

12
Savaldo Ajie Pratama
80
70
80
80

13
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
90
70
80
90

14
Sholihin Amrulloh
90
70
70
80


Keterangan:
1.      Perhatian siswa pada penjelasan pembelajaran
2.      Siswa mendengarkan penjelasan guru
3.      Siswa menyelesaikan tugas dengn baik
4.      Siswa senang dengan pertanyaan guru


Tabel 12
Nilai Psikomotorik Siswa Pada Tahap Siklus II
No
Nama Siswa
1
2
3
Tuntas
Belum Tuntas
1
Abbiyu Dwiky Moch Daffa
100
80
70

2
Elisa Ayu Aprilia
70
80
80

3
Erlangga Dwi Putra
90
80
70

4
Estiningtyas Budi Utami
70
80
70

5
Farida Nurul Qotimah
90
90
80

6
Faril Ilham Lazuardi
100
70
80

7
Liontina Dewi Nirmalasari
90
70
70

8
Muhammad Bintang Rahmadias
60
60
70

9
Naufal Annandhita Naruwendha
90
90
70

10
Niken Nadia Saputri
70
80
100

11
Rahmad Rohim Izzarulhaq
80
90
100

12
Savaldo Ajie Pratama
90
90
100

13
Seryozha Alfif Bintang Ariyan
100
70
80

14
Sholihin Amrulloh
70
80
80


Keterangan :
1.      Kemampuan menunjukkan
2.      Tangkas dalam menjawab
3.      Kemampuan menyimpulkan
Tabel 13
Frekuensi Tahap Siklus II
No
Aspek yang dinilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Kognitif
85,7%
14,3%
2
Afektif
85,7%
14,3%
3
Psikomotorik
92,9%
7,1%
Rata-rata
88,1%
11,9%



Tabel 14
Frekuensi Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II
No
Aspek yang dinilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Prasiklus
35,7%
64,3%
2
Siklus I
71,4%
28,6%
3
Siklus II
88,1%
11,9%

B.       Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pada Prasiklus hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih kurang maksimal. Untuk meningkatkan motivasi siswa, guru menggunakan  metode dan media yang lebih relevan, dimana pada Siklus I guru mendiskripsikan tugas masing-masing sehingga anak paham apa yang harus dilaksanakan sedangkan media yang digunakan adalah gambar. Keaktifan siswa pada Siklus I ada peningkatannya.
Hasil tes akhir Siklus I menunjukkan nilai rata-rata cukup baik, ini berarti ada peningkatan meskipun belum maksimal. Berdasarkan hasil temuan pada Siklus I maka guru merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus II.
Proses perbaikan pembelajaran pada Sikus II, guru berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan mmotivasi siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mengajarkan lingkungan bersih dan sehat. Guru menggunakan media lingkungan bersih dan sehat  dengan media ini siswa berusaha  mengamati dengan seksama. Pada saat penelitian dilaksanakan nampak keaktifan siswa semakin nyata. Hasil tes akhir Siklus II menunjukkan nilai rata-rata baik. Dengan demikian proses perbaikan berhasil.
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat yang dilakukan di SDN Krajan 01 Weru Sukoharjo sebanyak 2 siklus atau 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan 2 x 35 menit maka kegiatannya sebagai berikut :
1.    Siklus I
Perbaikan pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat Siklus I dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
a.    Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat pada Siklus I lebih baik. Guru menggunakan media gambar dan menggunakan metode demonstrasi. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan. Jadi dengan menggunakan metode yang bervariasi guru tidak perlu banyak menjelaskan.
b.    Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat pada Siklus I semakin tampak semakin baik. Fungsi metode selain sebagai alat  untuk mencapai tujuan tetapi juga sebagai alat motivasi ekstrinsik. Siswa selain sudah memiliki motivasi intrinsik tentu juga membutuhkan motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong dan mendukung belajarnya.
c.    Hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor mencapai nilai rata-rata cukup baik.
2.    Siklus II
Perbaikan pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat Siklus II dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
a.    Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada Siklus II berperan sebagai fasilitator dan motivator
b.    Pada Siklus II ini aktivitas guru tidak mendominasi pembelajaran. Menurut Sadiman dan Hamalik dalam Pengembangan Bahasa oleh Nurbiana, Dhieni, dkk (2006) menyebutkan bahwa ada 5 jenis media grafis yang memiliki nilai keunggulan yang cukup tinggi dalam kegiatan pembelajaran yaitu grafik, kartun, poster, peta dan globe. Media pembelajaran dapat menjelaskan lebih banyak materi tanpa menggunakan banyak kata-kata. Ini membuktikan bahwa aktivitas guru lebih banyak fasilitator daripada penyalur pesan.
c.    Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat pada Siklus II sangat signifikan. Pada Siklus II peningkatan aktivitas siswa disebabkan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
d.    Hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor menunjukan nilai rata-rata baik. Hal ini menunjukkan peningkatan daripada Siklus I.
e.    Dengan menggunakan media lingkungan sekolah, guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena anak akan lebih tertarik dan antusias.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.       Simpulan
Dari hasil penelitian dan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan judul  dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media pembelajaran berupa lingkungan sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 1 SD Negeri Krajan 01 Wer Sukoharjo.
2. Penggunaan media pembelajaran berupa lingkungan sekolah dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
B.       Saran Tindak Lanjut
Setelah mengadakan penelitian serta perbaikan pembelajaran maka penulis ingin menyampaikan sara sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya dalam mengajar menggunakan media pembelajaran yang mudah didapat dan dapat dipakai siswa.
2. Guru dalam pembelajaran sebaiknya lebih melibatkan siswa, sehingga siswa aktif dan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator.


DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaifu Bahri (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Hera Lestari, dkk (2005). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hermawan, Asep Herry (2007). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Komarrudin, Hidayat (2002). Strategi Pembelajaran aktif. Yogyaarta: Bumimedia
Nasution (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
Oemar, Hamalik (2006). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto, (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Unik Ambarwati (2007). Media Sumber Belajar Untuk SD. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Wardani I.G.A.K. Siti Juleha, Ngadi Marsinah (2006). Penetapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.