STRATEGI
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM TEMA LINGKUNGAN BERSIH DAN SEHAT
MENGGUNAKAN AREA SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA KELAS
SATU
SD NEGERI KRAJAN 01 WERU SUKOHARJO
Elita Noviani Atono
S1
PGSD Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka NIM. 819452971
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada tema lingkunan bersih dan sehat,
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dalam tema lingkungan
bersih dan sehat, dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran tema lingkungan bersih dan
sehat.
Penelitan ini merupakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2
siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh fokus penelitian.
Dalam setiap siklusnya dilaksanakan satu tindakan. Dimana dalam tindakannya
diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar dalam satu pertemuannya 2 x 35
menit. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus ini setiap
siklusnya terdiri dari perencanaan,observasi dan refleksi. Pada Siklus I hasil
belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor mencapai nilai
rata-rata cukup baik dan pada Siklus II hasil belajar siswa yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor menunjukan nilai rata-rata baik. Hal ini
menunjukkan peningkatan daripada Siklus I. Dengan menggunakan media lingkungan
sekolah, guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena anak
akan lebih tertarik dan antusias.
Kata kunci : motivasi belajar, lingkungan
pembelajaran, media pembelajaran
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
SD N Krajan 01
berada di wilayah Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. SD ini berada di daerah
pinggiran kota Kecamatan Weru. Jumlah
siswa di SD N Krajan 01 ada 72 siswa dengan guru kelas 6 orang, 1 kepala
sekolah, 1 guru agama islam dan 1 guru pendidikan jasmani dan kesehatan, 1
penjaga sekolah, serta 1 petugas perpustakaan.
Dalam
pembelajaran dalam tema lingkungan bersih dan sehat pada siswa kelas I penulis
menemukan kendala yang serius dimana siswa kurang minat dan motivasi didalam
mengikuti pelajaran sekolah siswa terlihat pasif dan bermain, jika guru
mengajukan pertanyaan tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Setiap akhir
pembelajaran guru selalu mengadakan tes akhir . Dari hasil tes akhir tersebut
ditemukan termasuk kategori cukup. Dari siswa Kelas 1 yang berjumlah 14 anak
yang mencapai nilai ketuntasan minimal 65, hanya 35,7% dari sejumlah peserta
didik. Selebihnya belum mencapai ketuntasan belajar atau kurang dari
standar ketuntasan minimal. Dengan hasil
di atas menunjukkan bahwa anak-anak kurang menguasai materi pelajaran yang
telah di sampaikan guru. Karena pada saat pelajaran berlangsung anak-anak tidak
memperhatikan penjelasan guru, pasif dan bermain. Berdasarkan hal tersebut di
atas penulis merasa prihatin atas kondisi yang terjadi pada siswa kelas I di SD
Krajan 01. Penulis melakukan penelitian pada siswa kelas I SD N Krajan 01
dengan jumlah siswa 14 anak terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Peneliti
berupaya menemukan cara-cara agar siswa merasa tertarik pada pelejaran serta
mampu membangkitkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Strategi
yang dilaksanakan adalah mengubah metode pembelajaran yang di gunakan dalam
pembelajaran.
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan
yang di capai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya dilakukan satu
tindakan kelas, dimana setiap tindakannya diwujudkan dalam kegiatan belajar
mengajar selama dua pertemuan selama 2
x 1 hari.
1.
Identifikasi
masalah
Materi
pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat kelas I mengacu pada Kurikulum
2013 yang kemudian dijabarkan pada panduan pembelajaran SD Kelas I.
Di lapangan guru
menemui banyak kesulitan pada saat berlangsungnya pembelajaran yaitu rendahnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak mempunyai semangat
diri untuk memperhatikan dan menyimak penjelasan yang disampaikan guru pada
saat pembelajaran. Mereka lebih memilih bermain pada saat pembelajaran
berlangsung.
Pada
pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat kelas I diperlukan suatu minat
yang merupakan pendorong semangat supaya menimbulkan ketertarikan atau perhatian sehingga kegiatan menjadi
menyenangkan atau menguntungkan.
Dalam
pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat kelas I guru hanya mengajarkan
materi pembelajaran yang tercantum pada buku teks saja, pembelajaran tersebut
tidak disertai media pembelajaran jadi anak menerima materi pelajaran secara
verbalisme.
Pembelajaran
tema lingkungan bersih dan sehat biasanya menggunakan strategi atau pendekatan
yang terpusat pada siswa . Namun yang terjadi di lapangan guru hanya
menggunakan metode yang di sukai saja. Guru hanya menggunakan satu atau dua metode
yaitu ceramah dan Tanya jawab. Hal ini tentu saja membosankan siswa, mereka
hanya bengong mendengarkan penjelasan guru.
Setiap akhir
pembelajaran diadakan post tes. Post tes yang di laksanakan dikategorikan hasil
belajar siswa rendah. Peneliti tindakan kelas ini bertujuan untuk mengatasi
masalah tersebut dalam meningkatkan motivasi.
Siswa agar aktif
dalam proses pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat sehingga diharapkan
dapat mencapai kompetensi inti yang telah ditentukan.
Pelaksanaan
peneliti di SD N Krajan 01 dengan mengambil sumber data kelas I yang berjumlah
14 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Identifikasi masalah
dalam penelitian ini di bantu oleh teman sejawat.
2.
Analisis
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah yang kami temukan pada pembelajaran lingkungan bersih dan
sehat kelas I SD N Krajan 01 dengan bantuan teman sejawat, peneliti mencoba
mencari penyebab mengapa siswa kurang aktif, berasal dari 3 faktor yaitu :
a.
Penyebab dari guru, antara lain :
1)
Guru belum menggunakan media
pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa.
2)
Guru hanya menggunakan satu metode
pembelajaran.
3)
Guru belum memberi penguatan dalam
proses pembelajaran pada siswa sehingga motivasi belajar siswa masih kurang.
b.
Penyebab dari siswa, antara lain :
1)
Rendahnya perhatian siswa pada
pembelajaran.
2)
Siswa tidak mempersiapakan diri belajar
materi pelajaran dari rumah.
3)
Siswa mudah bosan menerima pelajaran.
c.
Penyebab dari materi pelajaran:
Materi pembelajaran tema lingkungan
bersih dan sehat lebih tepat jika guru menyajikan dengan melibatkan aktifitas
fisik siswa, tetapi biasa yang terjadi guru mengajar tema lingkungan bersih dan
sehat hanya menggunakan metode ceramah, sehingga kegiatan siswa dalam
pembelajaran pasif.
3.
Alternatif
dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari
identifikasi masalah dapat di ketahui berbagai macam masalah. Tentang meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran Sain. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah
yang akan di teliti hanya pada upaya guru meningkatkan motivasi anak supaya
menimbulkan ketertarikan atau perhatian. Kegiatan menjadi menyenangkan atau
menguntungkan, sehingga anak menerima materi pelajaran tidak secara verbalisme.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
“Apakah penggunaan media lingkungan sekolah dapat meningkatkan motivasi
belajar ?”
“Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran tema lingkungan sehat dan bersih?”
C.
Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan
latar belakang penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan motivasi belajar siswa pada
tema lingkungan bersih dan sehat.
2.
Meningkatkan keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran dalam tema lingkungan bersih dan sehat.
3.
Meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran tema lingkungan bersih
dan sehat.
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Bagi Guru
Untuk memperbaiki kinerja guru
dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil pembelajaran dengan cara memilih
metode dan media yang tepat.
2.
Bagi Siswa
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah dimiliki sebagai
upaya peningkatan hasil belajar.
3.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi masukan kepada guru SD N
Krajan 01 untuk menggunakan metode dan
media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa.
4. Bagi
Institusi pendidikan secara umum hasil penelitian ini diharapakan dapat
memberikan informasi yang nantinya bisa memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hakikat
Metode Pembelajaran
Dalam
pembelajaran metode sangat diperlukan untuk mempermudah guru dalam mengajar.
Metode dapat diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan
proses pembelajaran, media sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa
ahli telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran antara lain
sebagai berikut :
Wardani (2006)
menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jamarah (2005)
mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam bentuk
cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.
Hermawan (2007)
mengartikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
Dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari guru kepada siswa atau sebaliknya.
Penggunaan media
pembelajaran akan memungkinkan guru dalam mengelola belajar pada diri siswa dan
dapat digunakan untuk meningktakan efektifitas kegiatan pembelajaran. Contohnya
seorang guru ingin menjelaskan tentang lingkungan yang bersih dan sehat, akan
lebih menarik jika siswa diajak terjun langsung ke lingkungan sekolah.
B.
Macam-macam
Media Pembelajaran
1.
Media By Design
a. Media
visual
Media visual adalah media yang
hanya dapat dilihat dengan media penglihatan. Contohnya adalah poster, foto
slide, dan lain-lain.
b. Media
Audio
Media audio adalah media yang hanya
dapat di dengar. Contohnya Radio, tape, dan lain-lain.
c. Media
Audio Visual
Media audio visual adalah media
yang bisa dilihat dan didengar. Contohnya
televisi.
2.
Media Non By Design
Media non by design adalah media
yang bisa digunakan tanpa ada rancangan terlebih dahulu, contohnya lingkungan.
Untuk
pembelajaran pada tema lingkungan bersih dan sehat ini, ingkungan. Media gambar
memiliki beberapa kelebihan yaitu (1) Sifatnya kongkrit; (2) Dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu; (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (4)
Dapat memperjelas suatu masalah; (5) Harganya murah dan mudah di dapat.
Berdasarkan
teori dari uraian di atas, pembelajaran
seperti ini terdapat pada pembelajaran
langsung dengan menggunakan media lingkungan sekolah/ non by design.
Model ini sangat memungkinkan dilaksanakan karena sesuai dengan model
pembelajaran yang di laksanakan guru.
Model
pembelajaran ini juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga hasil belajar dapat di tingkatkan.
C.
Motivasi
Belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya untuk menggerakkan diri siswa
yang mengakibatkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di
inginkan oleh subyek belajar itu bisa tercapai. Dala belajar prestasi siswa
akan lebih baik jika siswa mempunyai dorongan motivasi orang tua untuk berhasil
lebih besar dalam diri siswa tersebut. Hal ini karena ada kecenderungan bahwa
seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi mungki akan gagal berprestasi karena
kurang adanya motivasi orang tua mereka.
Motivasi belajar sangat penting untuk mencapai tujuan proses belajar
mengajar yang di inginkan, jadi motivasi siswa dalam belajar perlu diciptakan.
Motivasi mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai penggerak motor yang melepas
energy, menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang akan diraih,
menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan cara
menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan yang ingin diraih.
Seseorang akan berusaha karena adanya motivasi. Sebuah motivasi yang
lebih baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang bagus atau dengan kata
lain bahwa dengan usaha yang tekun karena adanya motivasi maka akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Motivasi yang paling penting untuk pendidikan
adalah motivasi dalam prestasi dimana seseorang lebih cenderung untuk berjuang
mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses
atau untuk gagal. Tingginya intensitas motivasi murid akan sangat menentukan
tingkat pencapaian prestasi belajar murid tersebut.
D.
Lingkungan
Belajar
Lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan
pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan yang
merupakan sumber belajar memilki pengaruh dalam proses pembelajaran. Lingkungan
dalam arti sempit adalah alam sekitar diluar diri individu atau manusia.
Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar
individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural
(Dalyono, 2007 : 129).
Menurut Oemar Hamalik, (2006) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat
mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Hera (2004)
menyatakan lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh
kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Kehidupan manusia selalu
berhubungan dengan lingkungan yang didalamnya diperlukan suatu interaksi antara
sesama manusia lingkungan belajar.
E.
Prestasi
Belajar
Prestasi belajar
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena kegiatan belajar merupakan
proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai pandangan yang dianutnya,
dari berbagai pendapat tersebut ditemukan titik persamaan.
Prestasi belajar
adalah hasil kegiatan belajar siswa yang diterima dan dimiliki oleh siswa
selama catur wulan yang sudah disimpulkan dalam bentuk nilai akhir yang
dimasukkan dalam raport (Unik Ambarwati, 2004)
Prestasi belajar
yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport (Purwanto, 1986). Winkel (1996) menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bakat yang dicapainya dalam
kegiatan belajar. Winkel juga mengatakan belajar adalah aktivitas mental dan
psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan
sikap.
Prestasi belajar adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang
terdapat didalam kurikulum (Djamarah, 2005)
Menurut S.
Nasution (1996) prestasi belajar adalah kesempurnaan seseorang dalam berpikir,
merasa dan berbuat. Prestasi belajar akan sempurna apabila memenuhi tiga aspek
yaitu kognitif, afektifdan psikomotorik, sebaiknya kurang berhasil apabila
seseorang belum mampu memenuhi tiga aspek tersebut. Prestasi belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor inter dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu
kondisi psikologis dan kondisi psikologis siswa, faktor ekstern yaitu kondisi
fisik siswa, baik kesehatan maupun kesempurnaan anggota tubuh sangat
mempengaruhi prestasi belajar. Selain keadaaan fisik, keadaan psikis juga
sangat mempengaruhi prestasi belajar misalnya bakat, kecerdasan, minat dan
otivasi. Sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai proses
psikologis paedagosis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang sengaja diciptakan Teori belajar dan pembelajaran (Khomarrudin
Hidayat, 2002).
F.
Keaktifan
Belajar
Keaktifan
adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditemukan oleh
aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti
mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan disini
penekanannya adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Keaktifan
belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar Keaktifan memiliki kata
dasar aktif yang giat dalam belajar atau berusaha (Nasution, 1996). Keaktifan
belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam
belajar.
Belajar
aktif adalah suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta
didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil
belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimal. Ketika peserta didik pasif dan hanya menerima informasi
dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah
diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat
mengingatkan yang baru saja diterima dari guru.
Ada empat ciri
keaktifan belajar siswa yaitu:
1.
Keinginan dan keberanian menampilkan
perasaan,
2.
Keinginan dan keberanian serta
kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan
belajar,
3.
Penampilan berbagai usaha dan
kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar
mengajar sampai mencapai keberhasilannya,
4.
Kebebasan dan keleluasan melakukan hal
tersebut di atas tanpa tekanan guru dan pihak lain.
Proses
pembelajaran yang dilakukan didalam kelas merupakan aktivitas mentranformasikan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat
dituntut keaktifan peserta didik, dimana lebih banyak membimbing dan
mengarahkan.
Keaktifan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala:
1.
Pembelajaran yang dilakukan lebih
berpusat pada peserta didik,
2.
Guru berperan sebagai pembimbing supaya
terjadi pengalaman dalam belajar,
3.
Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai
kemampuan minimal peserta didik (Kompetensi dasar),
4.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih
menekankan pada kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan minimalnya,
dan mencapai peserta didik yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep,
dan
5.
Melakukan pengukuran secara kontinu dalam
berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
G.
Kerangka
Berpikir
Untuk dapat
mencapai sesuatu yang diinginkan, perlu adanya “Cara” tertentu. Cara inilah
yang merupakan acuan atau kerangka untuk mencapai harapan. Harapan itu tentunya
bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan memang sesuatu yang dipikirkan.
Inilah yang dinamakan kerangka berpikir. Kerangka berpikir pada hakikatnya
adalah penalaran yang membimbing Peneliti untuk dapat mencapai jawaban
sementara dari permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kerangka berpikir
diperlukan agar dalam proses pengambilan keputusan dari suatu penelitian
menghasilkan sesuatu yang valid dan accountable.
Media merupakan
sesuatu (perantara) yang diciptakan untuk mempermudah siswa memahami konsep
pembelajaran. Diharapkan dari penggunaan media pemahaman siswa tentang suatu
konsep akan cepat dan tepat. Media juga mendorong tumbuh dan berkembangnya
keaktifan siswa. Keaktifan siswa dapat terbangun dengan adanya media yang baik.
Keaktifan yang tinggi terhadap sesuatu adalah modal awal keberhasilan tentang
aktivitas sesuatu tersebut. Siswa yang keaktifannya terhadap pembelajaran
tinggi, maka akan besar kemungkinan nilai prestasi siswa tersebut juga baik.
Rantai
keterkaitan antara media, keaktifan prestasi dalam pembelajaran yang merupakan
skema kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :
H.
Hipotesis
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut : Jika dalam pembelajaran tema lingkungan bersih dan sehat dengan media lingkungan
sekolah maka
keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas I SD N Krajan 01 akan meningkat.
PELAKSANAAN PENELITIAN
TINDAKAN KELASSUBYEK PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Pelaksanaan
1. Subyek
Subyek penelitian siswa kelas 1 SD
Negeri Krajan 01 Weru Sukoharjo terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan.
2. Tempat
Pelaksanaan
Penelitian
dilaksanakan di SDN 01 Krajan 01 Weru Sukoharjo.
3. Waktu
Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari s/d April 2014. Jadwal pelaksanaan pembelajaran untuk tema lingkungan
bersih dan sehat adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal
Pelaksanaan Tindakan Kelas
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
Februari
|
Maret
|
April
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Penyusunan RPP Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan RPP Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengolahan dan Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Laporan Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Pihak
Yang Membantu
Pihak
yang membantu dalam pelaksanaan perbaikan penelitian adalah :
1) Bapak
Drs. Basuki Haryono, MPd selaku supervisor 1
2) Ibu
Sri Hasmani, SPd selaku supervisor 2
3) Ibu
Nindya Erna Herawati, SPd.SD selaku teman sejawat
B.
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus sesuai dengan tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya
dilaksanakan satu tindakan. Dimana dalam tindakannya diwujudkan dalam kegiatan
belajar mengajar dalam satu pertemuannya 2 x 35 menit.
Penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus ini setiap siklusnya terdiri
dari perencanaan,observasi dan refleksi.
1.
Siklus I
Peneliti
terlebih dahulu merumuskan masalah dan cara pemecahannya kemudian menyusun
perangkat pembelajaran serupa .
a.
Perencanaan tindakan I
1) Rencana
pembelajaran
2) Media
berupa gambar lingkungan bersih dan sehat
3) Lembar
kerja
4) Soal
tes akhir
Pada siklus ini yang direncanakan
adalah mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan cara menggunakan metode
ceramah, mengerjakan lembar kerja.
b.
Pelaksanaan Tindakan I
Pada pelaksanaan tindakan ini,
peneliti bekerjasama dengan teman sejawat sebagai pengamat (observer). Adapun
jalannya kegiatan sebagai berikut, pada awal pelajaran peneliti memberikan
observasi. Guru menjelaskan tentang lingkungan bersih dan sehat, kemudian
melakukan Tanya jawab tentang pengamatan, menarik kesimpulan dan diakhiri pos
tes.
c.
Observasi Tindakan I
Selama proses pembelajaran, semua
aktivitas siswa diamati dan dicatat dengan menggunakan lembar pengamatan oleh
teman sejawat selaku observer.
d.
Refleksi Tindakan I
Hasil pengamatan observer dan hasil
tes akhir kemudian didiskusikan untuk diinterprestasikan. Hasil interprestasi
digunakan untuk menentukan langkah-langkah
pada siklus I. Dari hasil teman
disimpulkan bahwa masih ada sebagian
yang tidak aktif,siswa tidak semuanya ikut andil dalam pembelajaran. Dari hasil
tes akhir nilai rata-rata sedang untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dan dilaksanakan Siklus I.
2.
Siklus II
Pada siklus II, guru akan
mengajarkan materi yang sama.
a. Perencanaan
Tindakan II
Guru membuat perangkat pembelajaran
berupa:
1) Rencana
pembelajaran
2) Media
berupagambar dan lingkungan sekolah
3) Menyusun
lembar kerja
4) Menyusun
soal tes akhir
Pada Siklus II ini tindakan yang
direncanakan adalah guru menggunakan
media yang cocok dan metode demonstrasi
diharapkan mampu mengaktifkan siswa.
b. Pelaksanaan
Tindakan II
Guru mengawali kegiatan
pembelajaran dengan berdo’a. Guru menunjukkan seorang anak maju. Siswa diajak
keluar seekolah mengamati lingkungn sekitar sekolah. Mempresentasikan hasil dan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pos tes.
c. Observasi
Tindakan II
Pada palaksanaan proses perbaikan Siklus II, semua aktivitas
siswa diamati dan dicatat dengan
menggunakan lembar pengamatan.
d. Refleksi
Tindakan II
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa motivasi anak berupa keaktifitasnya sudah meningkat
signifikan. Pada saat presentasi hasilnya sudah memuaskan.
e. Tahap-tahap
penelitian dapat dibuat bagan sebagai berikut :
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Untuk memulai sebuah tindakan tentunya dimulai dari
adanya perencanaan terlebih dahulu. Dengan adanya perencanaan, maka segala
sesuatu dapat dikoordinasi, dirancang serta disusun sedemikian rupa, sehingga
pada pelaksanaannya dapat dilakukan dengan baik dan sesuai keinginan.
Rencana tindakan merupakan uraian atau rincian
kegiatan yang hendak dilaksanakan pada proses pembelajaran di kelas. Dalam
kegiatan pembelajaran, seorang guru berperan sebagai sutradara yang bertugas
mengatur seluruh aktifitas pembelajaran di kelas.
Pada penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus di mana dalam setiap siklusnya
terdiri dari satu tindakan yang diwujudkan dalam satu kali pertemuan
pembelajaran yang lamanya 2 x 35 menit. Berdasarkan hasil penelitian selama 2
siklus pembelajaran dapat di peroleh hasil sebagai berikut:
1.
Aktifitas Guru
Selama
melaksanakan pebelajaran, aktivitas guru pada Prasiklus, Silkus I dan
Siklus II diamati oleh teman sejawat. Dari hasil pengamatan observer,
aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada Prasiklus dapat dikategorikan
bahwa guru lebih aktif atau mendominasi pada proses pembelajaran. Metode yang
digunakan tidak menarik dan medianya pun terlihat monoton. Hal ini dapat
dilihat saat guru memberi contoh membaca beberapa siswa ada yang tidak
menirukan.
Pada
Siklus I kegiatan pembelajaran, guru
menjelaskan tentang lingkungan bersih dan sehat. Aktifitas guru pada
pembelajaran lebih dominan daripada aktifitas siswa. Hal ini dapat dilihat pada
saat melakukan kegiatan pembelajaran guru menggunakan media gambar.
Pada
Siklus II proses pembelajaran sudah terkendali, siswa mengikuti pembelajaran
dengan seksama. Guru tidak lagi mendominasi pembelajaran. Pada saat siswa
melakukan observasi keluar kelas, siswa senang sekali, peran guru sebagai
motivator dan fasilitator. Pada siklus ini kegiatan pembelajaran lebih hidup.
Mereka berusaha menjawab pertanyaan dengan betul dari pengamatan.
2.
Aktifitas Siswa
Aktifitas
belajar siswa dari Prasiklus sampai Siklus II menunjukkan peningkatan yang
cukup baik. Dimulai dari siswa dalam menggunakan pengamatan ada sebagian siswa
yang tidak mengamati, ternyata siswa hanya bermain degan temannya. Media yang
digunakan juga kurang menarik perhatian siswa.
Pada Siklus II,
aktifitas siswa mulai ada peningkatan,. Dengan demikian keefektifan siswa mulai
ada peningkatan dan aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan yang sangat
signifikan, karena pada Siklus II ini aktivitas siswa tampak nyata terutama
pada saat presentasi hasil.
3. Hasil
belajar
Hasil belajar
siswa yang harus dicapai pada tema lingkungan besih dan sehat meliputi aspek
kognitif, efektif dan psikomotor. Tolok ukur keberhasilan adalah adanya
peningkatan nilai, mempunyai minat dan keterampilan berbahasa.
Barikut ini hasil belajar siswa:
a. Hasil
belajar kognitif
Salah satu alat
untuk mengukur aspek kognitif adalah menggunakan data tes akhir pembelajaran.
Pos tes dilaksanakan dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II secara lisan dan
tertulis. Berikut hasil belajar siswa pada tahap Prasiklus :
Tabel 2
Nilai Kognitif
Siswa Pada Tahap Prasiklus
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1.
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
55
|
|
√
|
2.
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
80
|
√
|
|
3.
|
Erlangga
Dwi Putra
|
70
|
√
|
|
4.
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
55
|
|
√
|
5.
|
Farida Nurul Qotimah
|
70
|
√
|
|
6.
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
60
|
|
√
|
7.
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
60
|
|
√
|
8.
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
70
|
√
|
|
9.
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
50
|
|
√
|
10.
|
Niken
Nadia Saputri
|
72
|
√
|
|
11.
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
55
|
|
√
|
12.
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
55
|
|
√
|
13.
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
71
|
√
|
|
14.
|
Sholihin Amrulloh
|
60
|
|
√
|
b. Hasil
Belajar Afektif
Untuk
mengukur hasil belajar afektif, peneliti menggunakan lembar pengamatan. Dari
lembar pengamatan dapat diketahui minat
anak terhadap pembelajaran, karena anak yang mempunyai minat akan tertarik atau
perhatian yang menyebabkan dipilihnya suatu obyek atau kegiatan yang
menguntungkan, menyenangkan dan memberi kepuasan pada dirinya.
Tabel 3
Nilai Afektif Siswa Tahap Prasiklus
No
|
Nama Siswa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
60
|
70
|
60
|
70
|
√
|
|
2
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
75
|
60
|
75
|
80
|
√
|
|
3
|
Erlangga
Dwi Putra
|
70
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
4
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
62
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
5
|
Farida Nurul Qotimah
|
60
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
6
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
57
|
70
|
70
|
60
|
|
√
|
7
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
63
|
80
|
70
|
60
|
√
|
|
8
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
60
|
70
|
60
|
70
|
√
|
|
9
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
62
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
10
|
Niken
Nadia Saputri
|
73
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
11
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
65
|
70
|
60
|
60
|
|
√
|
12
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
68
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
13
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
71
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
14
|
Sholihin Amrulloh
|
65
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
Keterangan:
1.
Perhatian siswa pada penjelasan
pembelajaran
2.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
3.
Siswa menyelesaikan tugas dengn baik
4.
Siswa senang dengan pertanyaan guru
c. Hasil
Belajar Psikomotor
Hasil belajar
psikomotor ditunjukkan dengan dikuasainya keteramilan-keterampilan proses oleh
siswa. Hasil belajar aspek psikomotor dilakukan melalui pengamatan keterampilan
siswa dalam melakssanakan tugas individu dan kelompok yang hasilnya cukup baik.
Hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Nilai
Psikomotorik Siswa Pada Tahap Prasiklus
No
|
Nama Siswa
|
1
|
2
|
3
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
70
|
70
|
60
|
√
|
|
2
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
70
|
60
|
70
|
√
|
|
3
|
Erlangga
Dwi Putra
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
4
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
60
|
60
|
70
|
|
√
|
5
|
Farida Nurul Qotimah
|
60
|
60
|
70
|
|
√
|
6
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
7
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
8
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
70
|
60
|
60
|
|
√
|
9
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
70
|
60
|
70
|
√
|
|
10
|
Niken
Nadia Saputri
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
11
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
60
|
60
|
70
|
|
√
|
12
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
80
|
70
|
70
|
√
|
|
13
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
14
|
Sholihin Amrulloh
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
Keterangan
:
1. Kemampuan
menunjukkan
2. Tangkas
dalam menjawab
3. Kemampuan
menyimpulkan
Tabel 5
Frekuensi Tahap Prasiklus
No
|
Aspek yang dinilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Kognitif
|
42,8%
|
57,2%
|
2
|
Afektif
|
35,7%
|
64,3%
|
3
|
Psikomotorik
|
28,6%
|
71,4%
|
Rata-rata
|
35,7%
|
64,3%
|
Tabel
6
Nilai Kognitif
Siswa Pada Tahap Siklus I
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1.
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
60
|
|
√
|
2.
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
70
|
√
|
|
3.
|
Erlangga
Dwi Putra
|
70
|
√
|
|
4.
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
60
|
|
√
|
5.
|
Farida Nurul Qotimah
|
60
|
|
√
|
6.
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
60
|
|
√
|
7.
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
70
|
√
|
|
8.
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
70
|
√
|
|
9.
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
70
|
√
|
|
10.
|
Niken
Nadia Saputri
|
70
|
√
|
|
11.
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
70
|
√
|
|
12.
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
80
|
√
|
|
13.
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
60
|
|
√
|
14.
|
Sholihin Amrulloh
|
70
|
√
|
|
Tabel 7
Nilai Afektif Siswa Tahap Siklus I
No
|
Nama Siswa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
70
|
70
|
70
|
60
|
√
|
|
2
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
70
|
80
|
90
|
70
|
√
|
|
3
|
Erlangga
Dwi Putra
|
70
|
90
|
70
|
70
|
√
|
|
4
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
60
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
5
|
Farida Nurul Qotimah
|
60
|
60
|
70
|
70
|
|
√
|
6
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
80
|
100
|
70
|
70
|
√
|
|
7
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
80
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
8
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
70
|
90
|
70
|
80
|
√
|
|
9
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
60
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
10
|
Niken
Nadia Saputri
|
70
|
100
|
70
|
70
|
√
|
|
11
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
70
|
70
|
90
|
70
|
√
|
|
12
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
70
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
13
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
60
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
14
|
Sholihin Amrulloh
|
70
|
90
|
70
|
80
|
√
|
|
Keterangan:
1. Perhatian
siswa pada penjelasan pembelajaran
2. Siswa
mendengarkan penjelasan guru
3. Siswa
menyelesaikan tugas dengn baik
4. Siswa
senang dengan pertanyaan guru
Tabel 8
Nilai
Psikomotorik Siswa Pada Tahap Siklus I
No
|
Nama Siswa
|
1
|
2
|
3
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
70
|
70
|
80
|
√
|
|
2
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
3
|
Erlangga
Dwi Putra
|
60
|
60
|
70
|
|
√
|
4
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
5
|
Farida Nurul Qotimah
|
70
|
70
|
80
|
√
|
|
6
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
70
|
80
|
70
|
√
|
|
7
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
8
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
60
|
70
|
60
|
|
√
|
9
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
70
|
80
|
80
|
√
|
|
10
|
Niken
Nadia Saputri
|
70
|
80
|
70
|
√
|
|
11
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
70
|
70
|
60
|
√
|
|
12
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
80
|
80
|
80
|
√
|
|
13
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
14
|
Sholihin Amrulloh
|
80
|
70
|
70
|
√
|
|
Keterangan
:
1.
Kemampuan menunjukkan
2.
Tangkas dalam menjawab
3.
Kemampuan menyimpulkan
Tabel
9
Frekuensi Tahap Siklus I
No
|
Aspek yang dinilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Kognitif
|
64,3%
|
35,7%
|
2
|
Afektif
|
71,4%
|
28,6%
|
3
|
Psikomotorik
|
78,6%
|
21,4%
|
Rata-rata
|
71,4%
|
28,6%
|
Tabel
10
Nilai Kognitif
Siswa Pada Tahap Siklus II
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1.
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
70
|
√
|
|
2.
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
80
|
√
|
|
3.
|
Erlangga
Dwi Putra
|
80
|
√
|
|
4.
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
63
|
|
√
|
5.
|
Farida Nurul Qotimah
|
60
|
|
√
|
6.
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
80
|
√
|
|
7.
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
80
|
√
|
|
8.
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
70
|
√
|
|
9.
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
70
|
√
|
|
10.
|
Niken
Nadia Saputri
|
70
|
√
|
|
11.
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
80
|
√
|
|
12.
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
70
|
√
|
|
13.
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
80
|
√
|
|
14.
|
Sholihin Amrulloh
|
70
|
√
|
|
Tabel 11
Nilai Afektif Siswa Tahap Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
80
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
2
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
70
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
3
|
Erlangga
Dwi Putra
|
90
|
80
|
80
|
70
|
√
|
|
4
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
80
|
70
|
70
|
70
|
√
|
|
5
|
Farida Nurul Qotimah
|
70
|
60
|
60
|
60
|
|
√
|
6
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
70
|
70
|
90
|
70
|
√
|
|
7
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
100
|
80
|
90
|
70
|
√
|
|
8
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
80
|
70
|
90
|
70
|
√
|
|
9
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
60
|
70
|
60
|
60
|
|
√
|
10
|
Niken
Nadia Saputri
|
70
|
100
|
80
|
80
|
√
|
|
11
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
90
|
80
|
70
|
70
|
√
|
|
12
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
80
|
70
|
80
|
80
|
√
|
|
13
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
90
|
70
|
80
|
90
|
√
|
|
14
|
Sholihin Amrulloh
|
90
|
70
|
70
|
80
|
√
|
|
Keterangan:
1. Perhatian
siswa pada penjelasan pembelajaran
2. Siswa
mendengarkan penjelasan guru
3. Siswa
menyelesaikan tugas dengn baik
4. Siswa
senang dengan pertanyaan guru
Tabel
12
Nilai Psikomotorik
Siswa Pada Tahap Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
1
|
2
|
3
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Abbiyu
Dwiky Moch Daffa
|
100
|
80
|
70
|
√
|
|
2
|
Elisa
Ayu Aprilia
|
70
|
80
|
80
|
√
|
|
3
|
Erlangga
Dwi Putra
|
90
|
80
|
70
|
√
|
|
4
|
Estiningtyas
Budi Utami
|
70
|
80
|
70
|
√
|
|
5
|
Farida Nurul Qotimah
|
90
|
90
|
80
|
√
|
|
6
|
Faril
Ilham Lazuardi
|
100
|
70
|
80
|
√
|
|
7
|
Liontina
Dewi Nirmalasari
|
90
|
70
|
70
|
√
|
|
8
|
Muhammad
Bintang Rahmadias
|
60
|
60
|
70
|
|
√
|
9
|
Naufal
Annandhita Naruwendha
|
90
|
90
|
70
|
√
|
|
10
|
Niken
Nadia Saputri
|
70
|
80
|
100
|
√
|
|
11
|
Rahmad
Rohim Izzarulhaq
|
80
|
90
|
100
|
√
|
|
12
|
Savaldo
Ajie Pratama
|
90
|
90
|
100
|
√
|
|
13
|
Seryozha
Alfif Bintang Ariyan
|
100
|
70
|
80
|
√
|
|
14
|
Sholihin Amrulloh
|
70
|
80
|
80
|
√
|
|
Keterangan
:
1.
Kemampuan menunjukkan
2.
Tangkas dalam menjawab
3.
Kemampuan menyimpulkan
Tabel 13
Frekuensi Tahap Siklus II
No
|
Aspek yang dinilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Kognitif
|
85,7%
|
14,3%
|
2
|
Afektif
|
85,7%
|
14,3%
|
3
|
Psikomotorik
|
92,9%
|
7,1%
|
Rata-rata
|
88,1%
|
11,9%
|
Tabel 14
Frekuensi Perbandingan Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II
No
|
Aspek yang dinilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Prasiklus
|
35,7%
|
64,3%
|
2
|
Siklus I
|
71,4%
|
28,6%
|
3
|
Siklus II
|
88,1%
|
11,9%
|
B.
Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pada Prasiklus
hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih kurang maksimal.
Untuk meningkatkan motivasi siswa, guru menggunakan metode dan media yang lebih relevan, dimana
pada Siklus I guru mendiskripsikan tugas masing-masing sehingga anak paham apa
yang harus dilaksanakan sedangkan media yang digunakan adalah gambar. Keaktifan
siswa pada Siklus I ada peningkatannya.
Hasil tes akhir
Siklus I menunjukkan nilai rata-rata cukup baik, ini berarti ada peningkatan
meskipun belum maksimal. Berdasarkan hasil temuan pada Siklus I maka guru
merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus II.
Proses perbaikan
pembelajaran pada Sikus II, guru berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan
mmotivasi siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk
mengajarkan lingkungan bersih dan sehat. Guru menggunakan media lingkungan
bersih dan sehat dengan media ini siswa
berusaha mengamati dengan seksama. Pada
saat penelitian dilaksanakan nampak keaktifan siswa semakin nyata. Hasil tes
akhir Siklus II menunjukkan nilai rata-rata baik. Dengan demikian proses
perbaikan berhasil.
Berdasarkan
hasil penelitian pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat yang dilakukan
di SDN Krajan 01 Weru Sukoharjo sebanyak 2 siklus atau 2 kali pertemuan dengan
masing-masing pertemuan 2 x 35 menit maka kegiatannya sebagai berikut :
1. Siklus
I
Perbaikan pembelajaran dengan tema
lingkungan bersih dan sehat Siklus I dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
a. Aktivitas
guru selama proses pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat pada
Siklus I lebih baik. Guru menggunakan media gambar dan menggunakan metode
demonstrasi. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar
metode diperlukan guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan yang ingin
dicapai setelah pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah
dirumuskan. Jadi dengan menggunakan metode yang bervariasi guru tidak perlu
banyak menjelaskan.
b. Aktivitas
siswa selama proses pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat pada
Siklus I semakin tampak semakin baik. Fungsi metode selain sebagai alat untuk mencapai tujuan tetapi juga sebagai
alat motivasi ekstrinsik. Siswa selain sudah memiliki motivasi intrinsik tentu
juga membutuhkan motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong dan mendukung
belajarnya.
c. Hasil
belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor mencapai nilai
rata-rata cukup baik.
2.
Siklus II
Perbaikan pembelajaran dengan tema
lingkungan bersih dan sehat Siklus II dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
a. Aktivitas
guru selama proses pembelajaran pada Siklus II berperan sebagai fasilitator dan
motivator
b. Pada
Siklus II ini aktivitas guru tidak mendominasi pembelajaran. Menurut Sadiman
dan Hamalik dalam Pengembangan Bahasa oleh Nurbiana, Dhieni, dkk (2006)
menyebutkan bahwa ada 5 jenis media grafis yang memiliki nilai keunggulan yang
cukup tinggi dalam kegiatan pembelajaran yaitu grafik, kartun, poster, peta dan
globe. Media pembelajaran dapat menjelaskan lebih banyak materi tanpa
menggunakan banyak kata-kata. Ini membuktikan bahwa aktivitas guru lebih banyak
fasilitator daripada penyalur pesan.
c. Aktivitas
siswa selama proses pembelajaran dengan tema lingkungan bersih dan sehat pada
Siklus II sangat signifikan. Pada Siklus II peningkatan aktivitas siswa
disebabkan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
d. Hasil
belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor menunjukan
nilai rata-rata baik. Hal ini menunjukkan peningkatan daripada Siklus I.
e. Dengan
menggunakan media lingkungan sekolah, guru lebih mudah dalam menyampaikan
materi pembelajaran, karena anak akan lebih tertarik dan antusias.
SIMPULAN DAN SARAN
TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Dari hasil penelitian dan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
judul dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media pembelajaran berupa lingkungan
sekolah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 1 SD Negeri Krajan 01
Wer Sukoharjo.
2. Penggunaan media pembelajaran berupa lingkungan
sekolah dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
B.
Saran
Tindak Lanjut
Setelah
mengadakan penelitian serta perbaikan pembelajaran maka penulis ingin
menyampaikan sara sebagai berikut:
1. Guru
sebaiknya dalam mengajar menggunakan media pembelajaran yang mudah didapat dan
dapat dipakai siswa.
2. Guru
dalam pembelajaran sebaiknya lebih melibatkan siswa, sehingga siswa aktif dan
guru hanya berfungsi sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaifu Bahri
(2005). Guru dan Anak Didik Dalam
Interaktif Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Hera Lestari, dkk
(2005). Pendidikan Anak di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Hermawan, Asep Herry
(2007). Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Komarrudin, Hidayat
(2002). Strategi Pembelajaran aktif.
Yogyaarta: Bumimedia
Nasution (1996). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
Oemar, Hamalik (2006). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto, (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Unik Ambarwati (2007). Media Sumber Belajar Untuk SD. Yogyakarta
: Universitas Negeri Yogyakarta
Wardani I.G.A.K. Siti
Juleha, Ngadi Marsinah (2006). Penetapan
Kemampuan Profesional. Jakarta:
Universitas Terbuka.