Jumat, 24 April 2015

KARYA ILMIAH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BEKAS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BEKAS DI KELOMPOK B
TK PGRI CANDIREJO SEMIN

Sri Wahyuningsih (NIM. 823673218)
Program Studi S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 Siklus. Penelitian ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik pada Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah anak didik 12 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Kolabolator dalam penelitian ini tediri atas seorang guru sebagai pelaksana tindakan dan dua orang guru sebagai observer. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, hasil belajar, dokumentasi, dan catatan lapangan. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriftif kualitatif.
Hasil dari kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI Candirejo nilai yang dicapai pada Prasiklus yaitu bintang 1 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 2 adalah 7 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah tidak ada. Pada Siklus I anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak. Pada Siklus II anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 3 anak.

Kata kunci: Menganyam, Motorik Halus, Media Bahan Bekas, TK PGRI Candirejo Kelompok B.

Pendahuluan
A.  Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengamatan terhadap pengembangan di Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin ditemukan kemampuan motorik halus terutama kegiatan menganyam anak masih rendah, yang ditandai beberapa kondisi, di antaranya adalah ketika guru memberikan kegiatan inti dengan memberikan tugas menganyam, hanya beberapa anak yaitu, 3 samapai 4 anak dari 12 anak yang dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan guru, dan juga masih terdapat banyak anak yang masih salah atau belum benar dalam mengerjakan tugas menganyam. Selain itu juga masih banyak anak yang belum dapat menganyam dengan rapi. Guru masih menemukan anak yang merasa kesulitan atau kebingungan mengikuti arahan guru padahal hanya menganyam sederhana saja. Padahal seharusnya anak usia 4 sampai 5 tahun sudah dapat menirukan menganyam sederhana. Hal ini disebabkan cara guru menerangkan kepada anak didik yang kurang sabar atau tergesa-gesa sehingga anak belum benar-benar faham, guru sudah mengajak anak untuk berganti ketahap menganyam yang berikutnya.
Maka dengan adanya masalah tersebut di atas peneliti sebagai guru TK PGRI Candirejo melakukan suatu tindakan dalam rangka peningkatan kemampuan motorik halus menganyam yaitu dengan menggunakan bahan bekas.

B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pelaksanakan kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan bekas dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus menganyam pada Kelompok B di TK PGRI Candirejo?
2.      Bagaimana kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam menganyam di Kelompok B TK PGRI Candirejo?

C.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kegiatan pengembangan ini secara umum adalah meningkatkan keterampilan motorik halus menganyam di Kelompok B TK PGRI Candirejo dengan menggunakan bahan bekas.

D.  Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi anak didik, guru dan sekolah sebagai berikut:
1.    Bagi Anak Didik
Meningkatkan pemahaman dan minat terhadap pengembangan kegiatan menganyam.
2.    Bagi Guru
Memberikan wawasan dan pengetahuan sehingga dapat segera mengetahui kelemahan alat peraga yang digunakan sehingga dapat segera melakukan perbaikan pembelajaran agar dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan pemahaman anak dalam menganyam, yang dapat menumbuhkan kreativitas anak.
3.    Bagi Sekolah
Memberi dorongan kepada peneliti dan semua guru di TK PGRI Candirejo, bahwa dalam penyampaian pembelajaran motorik halus khususnya menganyam bagi anak harus benar dan dengan metode pembelajaran yang sesuai.

Kajian Pustaka
A.  Motorik Halus
1.    Pengertian Motorik Halus
Masa usia lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat digerakkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Bambang Sujiono, 2009: 1.3).
Sedangkan motorik dapat dibagi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus adalah apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan pergerakkan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat (Sujiono, 2009: 1.14).
Menurut Lindya (2008) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot–otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Elizabeth B. Hurlock (1998: 39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak adalah suatu proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya (tangan, kaki, dan anggota tubuhnya).
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka pengertian motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan.

2.    Tujuan Peningkatan Motorik Halus
Saputra dan Rudyanto (2005: 115) menjelaskan tujuan pengembangan motorik halus anak yaitu:
a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b. Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dengan mata.
c. Mampu mengendalikan emosi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan motorik halus ini diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat mengembangkan kemampuan motorik halus khususnya jari tangan dan optimal kearah yang lebih baik. Dengan anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tanganya kearah yang lebih baik.
3.    Fungsi Perkembangan Motorik Halus
Elizabeth B. Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus bagi konstetrasi perkembangan individu, yaitu:
a.    Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan pemperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan alat-alat mainan lainnya.
b.    Melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berbahaya), pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang indepence (bebas dan tidak bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya, kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan self confidence ( rasa percaya diri).
c.    Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment), pada usia pra sekolah (taman kanakkanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris- berbaris, dan persiapan menulis.

4.    Pengertian Menganyam
Menurut Graha dalam Susana Dai (2009: 8) bahwa menganyam merupakan suatu kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling kuat menguatkan dan karena tekniknya timbullah motif yang berulang. Anyaman biasannya menggunakan bahan dari bambu, rotan, daundaunan, anyaman tersebut banyak digunakan sebagai alat keperluan rumah tangga sehari-hari.
5.    Indikator Menganyam
a.    Menganyam dengan berbagai bahan bekas.
b.    Melaksanakan menganyam tugas tanpa bantuan.

B.  Metode
Suatu kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat tercapai tujuan yang diharapkan tanpa adanya metode yang pengajaran yang baik. Untuk itu diperlukan suatu metode agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud. Sering kali hasil yang diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar tidak maksimal, karena tidak efektifnya metode yang digunakan dalam pembelajaran. Maka memlih metode yang tepat, efektif dan efesien mutlak untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
1.    Pengertian Metode Demonstrasi
Nana Sudjana (2010: 83) mengemukakan metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses terjadinya sesuatu. Oleh karena itu metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para peserta didik untuk mencari jawaban segan usaha sendiri berdasarkan fakta yang dilihat.
Menurut Syaiful Sagala (2011: 210) metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang suatu proses atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruan. Peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh guru sendiri atau dibantu beberapa peserta didik dapat pula dilakukan oleh sekelompok peserta didik. Metode ini dapat membantu pelajaran Fiqih menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga diharapkan peserta didik menjadi lebih mudah memahaminya.
Berdasarkan uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru ataupun peserta didik memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga ilmu atau ketrampilan yang didemonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masing-masing peserta didik.
2.    Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa digunakan langkah-langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh peserta didik dan diakhiri dengan evaluasi.
Menurut Muhammad Ali (2010: 85-86) langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
a.    Merumuskan kecakapan atau ketrampilan yang hendak dicapai setelah demonstrasi
b.    Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c.    Memilih alat yang mudah didapat, dan mencobanya sebelum di demonstrasikan supaya tidak gagal saat diadakan demonstrasi.
d.   Menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
e.    Memperhitungkan waktu yang tersedia
f.     Pelaksanaan demonstrasi
g.    Membuat perencanaan penilaian terhadap kemajuan peserta didik.
Langkah-langkah sebagaimana disebutkan di atas akan dapat mengantarkan peserta didik untuk memperoleh pemahaman dan kecakapan sesuai dengan tujuan demonstrasi itu sendiri.

C.  Media Bahan Bekas
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar dalam bahasa arab media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun pengertian media menurut Hamijojo dalam latuheru (1993), media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, gagasan atau pendapat. Sehingga ide , gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ‘bahan’ diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata ‘bekas’ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai (Tanti Yuniar, 1997: 76).
Jadi dapat disimpulkan bahwa media bahan bekas adalah perantara di gunakan untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, gagasan atau pendapat. Sehingga ide, gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju dengan benda yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu kali.

Perencanaan Perbaikan
A.  Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik pada Kelompok B TK PGRI Candirejo dengan jumlah anak didik 12 anak yang terdiri dari dari 10 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, dengan tingkat IQ anak yang berbeda dan dengan karakteristik anak yang berbeda-beda pula.
1.    Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK PGRI Candirejo Semin Kelompok B dengan jumlah anak 12 anak terdiri dari 10 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
2.    Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua) Siklus:
a.    Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2015, dengan tema alat komunikasi dan subtema macam-macam alat komunikasi.
b.    Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015, dengan tema alat komunikasi dan subtema macam-macam alat komunikasi.
3.    Kolaborator dan Observer
Dalam melaksanakan penelitian di Kelompok B TK PGRI Candirejo guru berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu Ibu Cicilia Susiani, S. Pd. AUD Guru TK PGRI Candirejo, Semin, dan Kepala Sekolah TK Masyithoh Ngelo, Semin, yaitu Ibu Upik Rahayu, S. Pd. AUD.

B.  Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembalajaran ini dilaksanakan dalam 2 siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya dilaksanakan satu tindakan. Dimana dalam tindakannya diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitian perbaikan pembalajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus ini setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi rencana tiap Siklus adalah sebagai berikut:
1.    Rencana
Guru melakukan tindakan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan indikator, yaitu menganyam dengan berbagai bahan bekas dengan kegiatan pembelajaran menganyam, menggunakan metode demonstrasi. Dengan prosedur RKH yang sudah guru buat dengan tema alat komunikasi. Guru juga menyiapkan alat penilaian, lembar observasi serta media bahan bekas yang digunakan untuk menganyam.
2.    Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran menganyam dengan berbagai bahan bekas, yaitu:
a.    Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam bentuk televisi sambil memperlihatkan bentuk anyaman yang sudah jadi dan memajang hasil anyaman yang sudah jadi di papan tulis.
b.    Guru menjelaskan langkah demi langkah dan bagian mana yang akan di anyam.
c.    Guru mulai menjelaskan langkah-langkah menganyam. Anak disuruh memperhatikan pola dan bahan anyaman yang berupa potongan kertas bekas.
d.   Guru mulai memberi contoh menganyam, anak menirukan dengan memegang pola dan memasukkan potongan kertas satu persatu dengan lompatan satu persatu pada baris pertama dari atas.
e.    Selanjutnya pada baris kedua memasukkan potongan kertas dari bawah dimasukkan selang satu persatu sampai selesai.
f.     Setelah selesai, guru meminta anak untuk menunjukkan hasil karyanya.
g.    Anak-anak menunjukkan hasil karyanya.
h.    Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan umpan balik terhadap hasil karya anak.
3.    Pengamatan
Dalam pengamatan, guru dibantu oleh observer 1 yaitu Ibu Cicilia Susiani, S. Pd. AUD guru TK PGRI Candirejo, Semin, dan observer 2 yaitu Kepala Sekolah TK Masyithoh Ngelo, Semin Ibu Upik Rahayu, S. Pd. AUD, yang bertugas memberikan penilaian tentang cara guru dalam melaksanakan penelitian di kelas dan memberikan penilaian tentang penampilan guru pada saat melaksanakan penelitian apakah menggunakan bahasa yang sopan dan mudah di mengerti anak serta berpenampilan menarik di depan anak didik.
4.    Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan selesai, guru dan observer melakukan dialog mengenahi pelaksanakan perbaikan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat selama tindakan di lakukan, dari kekurangan tersebut kemudian di jadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

C.  Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah deskripsi kualitatif, yaitu dengan memaparkan data hasil penelitian yang telah di olah dalam grafik, deskripsi atau narasi. Setelah rangkaian data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan prosedur dan teknis. Pengolahan data dianggap optimal apabila data yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada.

D.  Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria merupakan suatu patokan atau acuan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program. Adapun kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah apabila 10 anak sudah mencapai bintang 3 di tambah bintang 4 dari 12 anak, maka anak di anggap sudah mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik.

Hasil dan Pembahasan
A.  Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.    Siklus I
a.    Perencanaan
Pada Siklus I guru melakukan tindakan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan indikator, yaitu dengan langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran Siklus 1 sebagai  sebagai berikut:
1.    Menyusun Rencana kegiatan harian sesuai dengan Standar Kompetensi
2.    Menentukan Indikator Pembelajaran
3.    Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
4.    Mempersiapkan materi pembelajaran
5.    Mempersiapkan alat peraga dari bahan bekas dan media pembelajaran
6.    Mempersiapkan instrumen Penilaian
b.    Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas pada Siklus I adalah sebagai berikut:
1)   Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam bentuk televisi sambil memperlihatkan bentuk anyaman yang sudah jadi dan memajang hasil anyaman di papan tulis, anak-anak memperhatikan dengan seksama.
2)   Guru menjelaskan langkah demi langkah dan bagiamana yang akan di anyam, anak-anak memperhatikan dengan seksama walaupun masih ada beberapa anak yang belum tahu apa itu menganyam.
3)   Guru mulai menjelaskan langkah menganyam. Anak disuruh memperhatikan pola dan bahan anyaman yang berupa potongan kertas bekas dari kalender dan bungkus kertas HVS.
4)   Guru mulai memberi contoh menganyam, anak menirukan dengan memegang pola dan memasukkan potongan kertas satu persatu dengan lompatan satu persatu pada baris pertama dari atas, guru sambil membantu anak dalam mengerjakan kegiatan menganyam dari bahan bekas.
5)   Selanjutnya pada baris kedua memsukkan potongan kertas dari bawah dimasukkan selang satu persatu sampai selesai. Anak-anak masih kesulitan dalam mengerjakan kegiatan menganyam dengan bahan bekas.
6)   Setelah selesai, guru meminta anak untuk menunjukkan hasil karyanya. Masih ada beberapa anak yang belum bisa menganyam dengan baik.
7)   Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan umpan balik terhadap hasil karya anak, dan masih ada beberapa anak yang masih belum mencapai kriteria keberhasilan.
c.    Pengamatan
Dari hasil pengamatan nilai Siklus I di atas, anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan perbaikan untuk Siklus I dalam kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas dapat di identifikasi sebagai berikut:
Kekuatan:
a.    Kegiatan pembelajaran lebih variatif yaitu menggunakan media bahan bekas, sehingga anak berminat mengikuti kegiatan.
b.    Proses kegiatan dengan peragaan langsung sehingga anak lebih senang mengikuti pembelajaran.
c.    Penyampaian pembelajaran lebih jelas dengan adanya praktek langsung.
d.   Sudah ada peningkatan pecapaian ktriteria keberhasilan dari hasil pembelajaran Prasiklus.
Kelemahan:
a.    Masih ada 6 anak yang mulai mampu menganyam dengan baik.
b.    Masih ada 4 anak yang baru mampu menganyam dengan baik, sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan.
c.    Jumlah anak yang mampu menganyam tanpa bantuan guru belum mencapai kriteria keberhasilan.
Perbaikan kegiatan mengayam dengan bahan bekas yang penulis lakukan untuk menindak lanjuti adalah melakukan kegiatan mengayam dengan bahan bekas pada Siklus II yang akan di uraikan selanjutnya.
2.    Siklus II
a.    Perencanaan
Pada Siklus II guru melakukan tindakan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan indikator, yaitu dengan langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran Siklus II sebagai  sebagai berikut:
1)   Menyusun Rencana kegiatan harian sesuai dengan Standar Kompetensi
2)   Menentukan Indikator Pembelajaran
3)   Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
4)   Mempersiapkan materi pembelajaran
5)   Mempersiapkan alat peraga dari bahan bekas dan media pembelajaran yang lebih menarik, yaitu dengan bahan bekas yang bermotif lebih menarik, semula cuma dari kalender dan bekas bungkus kertas HVS, dan pada Siklus II ini memakai kertas bekas yang bergambar dan bekas kertas kado.
6)   Mempersiapkan instrumen Penilaian
b.    Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas pada Siklus II adalah sebagai berikut:
1)   Guru memberikan penjelasan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam dari bahan bekas, yaitu menganyam dengan gambar sebuah radio yang gambar dan pola menganyamnya dibuat lebih menarik.
2)   Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam bentuk radio sambil memperlihatkan bentuk anyaman yang sudah jadi dan memajang hasil anyaman yang sudah jadi di papan tulis
3)   Guru menjelaskan langkah demi langkah dan bagian mana yang akan di anyam
4)   Guru mulai menjelaskan langkah menganyam. Anak disuruh memperhatikan pola dan bahan anyaman yang brupa potongan kertas bekas
5)   Guru mulai memberi contoh menganyam, anak menirukan dengan memegang pola dan memasukkan potongan kertas satu persatu dengan lompatan satu persatu pada baris pertama dari atas
6)   Selanjutnya pada baris kedua memasukkan potongan kertas dari bawah dimasukkan selang satu persatu sampai selesai
7)   Setelah selesai, guru meminta anak untuk menunjukkan hasil karyanya. Anak-anak menunjukkan hasil karyanya
8)   Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan umpan balik terhadap hasil karya anak
c.    Pengamatan
Dari hasil pengamatan nilai Siklus II di atas, anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 3 anak.
d.      Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan perbaikan untuk Siklus II dalam kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas dapat di identifikasi sebagai berikut:
Kekuatan:
a.    Kegiatan pembelajaran lebih jelas sehingga anak berminat mengikuti kegiatan.
b.    Penyampaian pembelajaran lebih jelas dengan adanya praktek langsung.
c.    Proses kegiatan dengan peragaan langsung sehingga anak lebih senang mengikuti pembelajaran.
d.   Jumlah anak yang mampu 11 anak yang tadinya hanya 1 anak saja.
Kelemahan :
Masih ada beberapa anak yang memerlukan bimbingan dan bantuan secara individual dalam menyelesaikan tugas sendiri sampai selesai.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas sudah menunjukkan kriteria keberhasilan.

B.  Pembahasan
Pada Prasiklus hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih kurang maksimal. Masih ada anak yang baru mencapai bintang 1 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 2 adalah 7 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah tidak ada. Berdasarkan hasil pada Prasiklus maka guru merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus I.
Untuk meningkatkan motivasi anak, guru menggunakan  metode demonstrasi dan media yang lebih relevan, dimana pada Siklus I guru mendemonstrasikan tugas masing-masing sehingga anak paham apa yang harus dilaksanakan. Keaktifan siswa pada Siklus I ada peningkatannya. Hasil kegiatan pembelajaran Siklus I menunjukkan nilai rata-rata cukup, dimana anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak, ini berarti ada peningkatan meskipun belum maksimal. Berdasarkan hasil temuan pada Siklus I maka guru merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus II.
Proses perbaikan pembelajaran pada Sikus II, guru berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan motivasi anak. Guru menggunakan media bahan bekas yang bergambar radio yang dibuat lebih menarik, pakan anyaman di ambil dari bahan bekas kertas kado yang bermotif menarik. Dengan media ini anak berusaha  melakukan kegiatan dengan seksama. Pada saat penelitian dilaksanakan nampak keaktifan anak semakin nyata. Hasil prakarya Siklus II menunjukkan nilai rata-rata baik, dimana anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 3 anak.
Dengan didapatkannya hasil ini maka peneliti dan kolaborator menghentikan penelitian ini hanya sampai pada Siklus II karena pada siklus dua dianggap sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan, yaitu jika 10 anak sudah mencapai bintang 3 di tambah bintang 4 dari 12 anak. Dengan demikian proses perbaikan berhasil.
Peningkatan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas dapat diketahui dengan cara membandingkan jumlah kemampuan anak sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan Siklus I dan Siklus II.
Dari perbandingan jumlah kemampuan anak dapat diketahui hasilnya, pada Prasiklus 1 anak mendapat bintang 1, 7 anak mendapat bintang 2, 4 anak mendapat bintang 3. Pada Siklus I, tidak ada anak mendapat bintang 1, 6 anak mendapat bintang 2, 4 anak mendapat bintang 3 dan 2 anak mendapat bintang 4. Pada Siklus II, tidak ada anak mendapat bintang 1, 1 anak mendapat bintang 2, 8 anak mendapat bintang 3 dan 3 anak mendapat bintang 4.
Perbandingan terlihat anak yang mencapai bintang 1 pada Prasiklus ada 1 anak, Siklus I tidak ada, Siklus II tidak ada. Anak yang mencapai bintang 2 pada Prasiklus ada 7 anak, Siklus I ada 6 anak, pada Siklus II ada 1 anak. Anak yang mencapai bintang 3 pada Prasiklus ada 4 anak, Siklus I ada 4 anak, Siklus II ada 8 anak, dan yang mencapai bintang 4 pada Prasiklus tidak ada, Siklus I ada 2 anak, Siklus II ada 3 anak.
Berdasarkan kenyataan dan bukti di atas, data yang diperoleh selama penelitian berlangsung kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas 11 anak benar-benar meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bahan bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam. Dengan didapatkannya hasil ini maka peneliti dan kolaborator menghentikan penelitian ini hanya sampai pada Siklus II karena pada siklus dua dianggap sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan, yaitu jika 10 anak sudah mencapai bintang 3 di tambah bintang 4 dari 12 anak.

Kesimpulan dan Saran
A.    Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka diambil kesimpulan: 
1.      Penelitian kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan bekas di TK PGRI Candirejo Semin dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
2.      Hasil dari kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI Candirejo nilai yang dicapai pada Prasiklus yaitu bintang 1 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 2 adalah 7 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah tidak ada. Pada Siklus I anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak. Pada Siklus II anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 3 anak. Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan tindakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin dengan demikian proses perbaikan berhasil.

B.     Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang semoga dapat membantu guru TK PGRI Candirejo pada khususnya dan kepada seluruh pembaca penelitian ini pada umumnya untuk masa yang akan datang, yaitu:
1.      Sebagai guru TK hendaknya lebih kreatif dalam menyediakan media pembelajaran agar dapat menarik minat anak,
2.      Sebagai guru TK hendaknya selalu aktif mengikuti perkembangan pendidikan khususnya tentang pendidikan anak usia dini.

Daftar Pustaka
Asmawati Luluk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar Kompetensi Guru TK/RA. Program Pendidikan D2 PGTK.
Gunarti Winda. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar. Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Maseso Iksan. 2007. Evaluasi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Moh. Nazir. 1991. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar