MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BEKAS DI KELOMPOK B
TK PGRI CANDIREJO SEMIN
Sri Wahyuningsih (NIM. 823673218)
Program Studi S1
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
email : sriwahyuningsihmita@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
sebanyak 2 Siklus. Penelitian ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik pada Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin
tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah anak didik 12 anak yang terdiri dari 10 anak
laki-laki dan 2 anak perempuan. Kolabolator dalam penelitian ini tediri atas seorang guru sebagai
pelaksana tindakan dan dua orang guru sebagai observer. Teknik pengumpulan data
yang digunakan meliputi observasi, hasil belajar, dokumentasi, dan catatan
lapangan. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi. Analisis data
dilakukan dengan analisis deskriftif kualitatif.
Hasil dari kegiatan pembelajaran meningkatkan
kemampuan motorik halus kegiatan menganyam
menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI
Candirejo nilai yang dicapai pada Prasiklus yaitu bintang 1 adalah 1
anak, anak yang mencapai bintang 2 adalah 7 anak, anak yang mencapai bintang 3
adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah tidak ada. Pada Siklus I anak yang mencapai bintang 1
adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang
mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2
anak. Pada Siklus II anak yang mencapai
bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1 anak, anak
yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah
3 anak.
Kata kunci: Menganyam, Motorik Halus, Media Bahan Bekas, TK PGRI Candirejo Kelompok B.
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan
pengamatan terhadap pengembangan di Kelompok B TK PGRI Candirejo Semin ditemukan kemampuan
motorik halus terutama kegiatan menganyam anak masih rendah, yang ditandai beberapa kondisi, di antaranya
adalah ketika guru memberikan kegiatan inti dengan
memberikan tugas menganyam, hanya beberapa anak
yaitu, 3 samapai 4 anak dari 12 anak yang dapat menyelesaikan sendiri tanpa
bantuan guru, dan juga masih terdapat banyak anak yang masih salah atau belum
benar dalam mengerjakan tugas menganyam. Selain itu juga masih banyak anak yang belum dapat menganyam dengan rapi. Guru masih menemukan
anak yang merasa kesulitan atau kebingungan mengikuti arahan guru padahal hanya
menganyam sederhana saja. Padahal seharusnya anak usia 4 sampai 5 tahun sudah dapat menirukan menganyam sederhana. Hal ini disebabkan cara guru menerangkan kepada
anak didik yang kurang sabar atau tergesa-gesa sehingga anak belum benar-benar faham, guru sudah mengajak anak
untuk berganti ketahap menganyam yang berikutnya.
Maka dengan adanya masalah tersebut di atas peneliti sebagai guru TK PGRI Candirejo melakukan
suatu tindakan dalam rangka
peningkatan kemampuan motorik halus menganyam yaitu dengan menggunakan bahan bekas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanakan kegiatan menganyam dengan menggunakan
bahan bekas dalam upaya untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus menganyam pada Kelompok B di TK PGRI Candirejo?
2. Bagaimana kegiatan menganyam dengan menggunakan
bahan bekas dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak dalam menganyam di Kelompok B TK PGRI Candirejo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kegiatan pengembangan ini secara umum adalah
meningkatkan keterampilan
motorik halus menganyam di Kelompok B
TK PGRI Candirejo dengan menggunakan bahan bekas.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
anak didik, guru dan sekolah
sebagai berikut:
1.
Bagi Anak Didik
Meningkatkan pemahaman dan minat terhadap pengembangan kegiatan menganyam.
2.
Bagi Guru
Memberikan wawasan dan pengetahuan sehingga dapat segera mengetahui
kelemahan alat peraga yang digunakan sehingga dapat segera melakukan perbaikan
pembelajaran agar dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan pemahaman
anak dalam menganyam, yang
dapat menumbuhkan kreativitas anak.
3.
Bagi Sekolah
Memberi dorongan kepada peneliti dan semua guru di TK PGRI Candirejo, bahwa
dalam penyampaian pembelajaran motorik halus khususnya menganyam bagi anak harus benar dan dengan metode
pembelajaran yang sesuai.
Kajian Pustaka
A.
Motorik Halus
1. Pengertian Motorik Halus
Masa usia lima tahun
pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua
gerakan yang mungkin dapat digerakkan oleh seluruh tubuh, sedangkan
perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan
dan pengendalian gerak tubuh (Bambang Sujiono, 2009: 1.3).
Sedangkan motorik dapat dibagi dua, yaitu motorik
kasar dan motorik halus. Motorik halus adalah apabila gerakan hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil seperti keterampilan
menggunakan jari-jemari tangan dan pergerakkan pergelangan tangan yang tepat.
Gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan
koordinasi mata dan tangan yang cermat (Sujiono, 2009: 1.14).
Menurut
Lindya (2008) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot–otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Elizabeth B.
Hurlock (1998: 39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak adalah suatu
proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau fungsi
termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang
langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan
seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya (tangan, kaki, dan anggota
tubuhnya).
Berdasarkan
kutipan-kutipan diatas, maka pengertian motorik halus adalah pengorganisasian
penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan koordinasi mata dan tangan.
2. Tujuan Peningkatan Motorik Halus
Saputra
dan Rudyanto (2005: 115) menjelaskan tujuan pengembangan motorik halus anak
yaitu:
a. Mampu memfungsikan otot-otot
kecil seperti gerakan jari tangan.
b. Mampu mengkoordinasi kecepatan
tangan dengan mata.
c. Mampu mengendalikan emosi.
Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan motorik halus ini
diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat mengembangkan
kemampuan motorik halus khususnya jari tangan dan optimal kearah yang lebih
baik. Dengan anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tanganya
kearah yang lebih baik.
3. Fungsi Perkembangan Motorik Halus
Elizabeth
B. Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik
halus bagi konstetrasi perkembangan individu, yaitu:
a.
Melalui keterampilan motorik anak dapat
menghibur dirinya dan pemperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola,
atau memainkan alat-alat mainan lainnya.
b.
Melalui keterampilan motorik anak dapat
beranjak dari kondisi helpessness (tidak berbahaya), pada bulan-bulan
pertama kehidupannya, ke kondisi yang indepence (bebas dan tidak
bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya, kondisi ini akan dapat menunjang
perkembangan self confidence ( rasa percaya diri).
c.
Melalui keterampilan motorik anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment), pada
usia pra sekolah (taman kanakkanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak
sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris- berbaris, dan persiapan
menulis.
4.
Pengertian Menganyam
Menurut
Graha dalam Susana Dai (2009: 8) bahwa menganyam merupakan suatu kegiatan
menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling kuat
menguatkan dan karena tekniknya timbullah motif yang berulang. Anyaman
biasannya menggunakan bahan dari bambu, rotan, daundaunan, anyaman tersebut
banyak digunakan sebagai alat keperluan rumah tangga sehari-hari.
5. Indikator Menganyam
a.
Menganyam dengan berbagai bahan bekas.
b.
Melaksanakan menganyam tugas tanpa bantuan.
B.
Metode
Suatu
kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat tercapai tujuan yang diharapkan
tanpa adanya metode yang pengajaran yang baik. Untuk itu diperlukan suatu
metode agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud. Sering kali hasil yang
diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar tidak maksimal, karena tidak
efektifnya metode yang digunakan dalam pembelajaran. Maka memlih metode yang
tepat, efektif dan efesien mutlak untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Nana
Sudjana (2010: 83) mengemukakan metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar
memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses terjadinya sesuatu. Oleh karena
itu metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu para peserta didik untuk mencari jawaban segan usaha sendiri
berdasarkan fakta yang dilihat.
Menurut
Syaiful Sagala (2011: 210) metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang suatu
proses atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruan.
Peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh guru sendiri atau dibantu beberapa
peserta didik dapat pula dilakukan oleh sekelompok peserta didik. Metode ini
dapat membantu pelajaran Fiqih menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga
diharapkan peserta didik menjadi lebih mudah memahaminya.
Berdasarkan
uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah
dimana seorang guru ataupun peserta didik memperagakan langsung suatu hal yang
kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga ilmu atau ketrampilan yang
didemonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masing-masing peserta
didik.
2.
Langkah-langkah
Metode Demonstrasi
Untuk
melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa digunakan
langkah-langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari
perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh peserta didik
dan diakhiri dengan evaluasi.
Menurut
Muhammad Ali (2010: 85-86) langkah-langkah penerapan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
a.
Merumuskan kecakapan atau ketrampilan yang
hendak dicapai setelah demonstrasi
b.
Mempertimbangkan penggunaan metode yang
tepat dan efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c.
Memilih alat yang mudah didapat, dan
mencobanya sebelum di demonstrasikan supaya tidak gagal saat diadakan
demonstrasi.
d.
Menetapkan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan
e.
Memperhitungkan waktu yang tersedia
f.
Pelaksanaan demonstrasi
g.
Membuat perencanaan penilaian terhadap
kemajuan peserta didik.
Langkah-langkah
sebagaimana disebutkan di atas akan dapat mengantarkan peserta didik untuk
memperoleh pemahaman dan kecakapan sesuai dengan tujuan demonstrasi itu
sendiri.
C. Media Bahan Bekas
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar dalam bahasa arab media
berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun pengertian media menurut Hamijojo dalam
latuheru (1993), media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, gagasan atau pendapat.
Sehingga ide , gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, ‘bahan’ diartikan sebagai benda yang berwujud
sedangkan arti kata ‘bekas’ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi
sisa dipakai (Tanti Yuniar, 1997:
76).
Jadi dapat disimpulkan bahwa media
bahan bekas adalah perantara di gunakan untuk menyampaikan atau
menyampaikan ide, gagasan atau pendapat. Sehingga ide, gagasan dan pendapat itu
sampai kepada penerima yang dituju dengan benda
yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu kali.
Perencanaan Perbaikan
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik pada Kelompok B TK PGRI Candirejo dengan jumlah anak didik 12 anak yang terdiri dari dari 10 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, dengan tingkat IQ anak yang berbeda dan
dengan karakteristik anak yang berbeda-beda pula.
1.
Lokasi Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di TK PGRI Candirejo
Semin Kelompok B dengan jumlah anak 12
anak terdiri dari 10 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
2.
Waktu Pelaksanaan
Penelitian
dilaksanakan dalam 2 (dua) Siklus:
a.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2015, dengan tema alat
komunikasi dan subtema macam-macam alat komunikasi.
b.
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015, dengan tema alat
komunikasi dan subtema macam-macam alat komunikasi.
3. Kolaborator dan Observer
Dalam melaksanakan penelitian di Kelompok B TK
PGRI Candirejo guru berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu Ibu Cicilia Susiani, S. Pd. AUD Guru TK PGRI Candirejo, Semin, dan Kepala Sekolah TK Masyithoh
Ngelo, Semin, yaitu Ibu Upik Rahayu, S. Pd. AUD.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan
pembalajaran ini dilaksanakan dalam 2 siklus sesuai dengan tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh fokus penelitian. Dalam setiap siklusnya dilaksanakan satu
tindakan. Dimana dalam tindakannya diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitian perbaikan
pembalajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus ini setiap siklusnya terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi rencana tiap
Siklus adalah sebagai berikut:
1.
Rencana
Guru melakukan tindakan
yang akan dilaksanakan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan
alat peraga yang sesuai dengan
indikator, yaitu “menganyam
dengan berbagai bahan bekas” dengan kegiatan
pembelajaran menganyam,
menggunakan metode demonstrasi. Dengan prosedur RKH yang sudah guru buat
dengan tema alat komunikasi. Guru
juga menyiapkan alat penilaian, lembar observasi serta media bahan bekas yang
digunakan untuk menganyam.
2.
Pelaksanaan
Langkah-langkah
pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran menganyam dengan berbagai bahan bekas,
yaitu:
a.
Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam
bentuk televisi sambil memperlihatkan bentuk anyaman yang sudah jadi dan
memajang hasil anyaman yang sudah jadi di papan tulis.
b.
Guru menjelaskan langkah demi langkah dan bagian mana
yang akan di anyam.
c.
Guru mulai menjelaskan langkah-langkah menganyam. Anak
disuruh memperhatikan pola dan bahan anyaman yang berupa potongan kertas bekas.
d.
Guru mulai memberi contoh menganyam, anak menirukan
dengan memegang pola dan memasukkan potongan kertas satu persatu dengan
lompatan satu persatu pada baris pertama dari atas.
e.
Selanjutnya pada baris kedua memasukkan potongan kertas
dari bawah dimasukkan selang satu persatu sampai selesai.
f.
Setelah selesai, guru meminta anak untuk menunjukkan
hasil karyanya.
g.
Anak-anak menunjukkan hasil karyanya.
h.
Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan umpan
balik terhadap hasil karya anak.
3.
Pengamatan
Dalam pengamatan,
guru dibantu oleh observer 1 yaitu Ibu Cicilia Susiani, S. Pd. AUD guru TK PGRI Candirejo,
Semin, dan observer 2 yaitu Kepala
Sekolah TK Masyithoh Ngelo,
Semin Ibu Upik Rahayu,
S. Pd. AUD, yang bertugas memberikan
penilaian tentang cara guru dalam
melaksanakan penelitian di kelas dan memberikan penilaian tentang penampilan guru pada saat melaksanakan penelitian
apakah menggunakan bahasa yang sopan dan mudah di mengerti anak serta
berpenampilan menarik di depan anak didik.
4.
Refleksi
Setelah perbaikan
pembelajaran dilaksanakan selesai, guru dan observer melakukan dialog mengenahi
pelaksanakan perbaikan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat selama tindakan di lakukan,
dari kekurangan tersebut kemudian di jadikan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah deskripsi kualitatif,
yaitu dengan memaparkan data hasil penelitian yang telah di olah dalam grafik,
deskripsi atau narasi. Setelah rangkaian data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis
data dengan prosedur dan teknis. Pengolahan data dianggap optimal apabila data
yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan sehingga dapat menjawab
permasalahan yang ada.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria merupakan suatu patokan atau acuan yang
digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program. Adapun
kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah apabila 10 anak
sudah mencapai bintang 3 di tambah bintang 4 dari 12 anak, maka anak di anggap
sudah mampu melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Hasil dan Pembahasan
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
1.
Siklus I
a.
Perencanaan
Pada
Siklus I guru melakukan tindakan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan
kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan indikator, yaitu dengan langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran Siklus 1 sebagai sebagai berikut:
1.
Menyusun Rencana kegiatan harian sesuai dengan Standar Kompetensi
2.
Menentukan Indikator Pembelajaran
3.
Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
4.
Mempersiapkan materi pembelajaran
5.
Mempersiapkan alat peraga dari bahan
bekas dan media
pembelajaran
6.
Mempersiapkan instrumen Penilaian
b.
Pelaksanaan
Langkah-langkah
dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam
menggunakan bahan bekas pada Siklus I adalah sebagai berikut:
1)
Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam
bentuk televisi sambil memperlihatkan bentuk anyaman yang sudah jadi dan
memajang hasil anyaman di papan tulis, anak-anak memperhatikan dengan seksama.
2)
Guru menjelaskan langkah demi langkah dan bagiamana
yang akan di anyam, anak-anak memperhatikan dengan seksama walaupun masih ada
beberapa anak yang belum tahu apa itu menganyam.
3)
Guru mulai menjelaskan langkah menganyam. Anak disuruh
memperhatikan pola dan bahan anyaman yang berupa potongan kertas bekas dari
kalender dan bungkus kertas HVS.
4)
Guru mulai memberi contoh menganyam, anak menirukan
dengan memegang pola dan memasukkan potongan kertas satu persatu dengan
lompatan satu persatu pada baris pertama dari atas, guru sambil membantu anak
dalam mengerjakan kegiatan menganyam dari bahan bekas.
5)
Selanjutnya pada baris kedua memsukkan potongan kertas
dari bawah dimasukkan selang satu persatu sampai selesai. Anak-anak masih
kesulitan dalam mengerjakan kegiatan menganyam dengan bahan bekas.
6)
Setelah selesai, guru meminta anak untuk menunjukkan
hasil karyanya. Masih ada beberapa anak yang belum bisa menganyam dengan baik.
7)
Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan umpan
balik terhadap hasil karya anak, dan masih ada beberapa anak yang masih belum
mencapai kriteria keberhasilan.
c.
Pengamatan
Dari
hasil pengamatan nilai Siklus I di atas, anak yang mencapai bintang 1 adalah
tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai
bintang 3 adalah 4 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil
pelaksanaan kegiatan perbaikan untuk Siklus I dalam kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam
menggunakan bahan bekas dapat di identifikasi sebagai berikut:
Kekuatan:
a.
Kegiatan pembelajaran lebih variatif yaitu menggunakan
media bahan bekas, sehingga anak berminat mengikuti kegiatan.
b.
Proses kegiatan dengan peragaan langsung sehingga anak
lebih senang mengikuti pembelajaran.
c.
Penyampaian pembelajaran lebih jelas dengan adanya
praktek langsung.
d.
Sudah ada peningkatan pecapaian ktriteria keberhasilan
dari hasil pembelajaran Prasiklus.
Kelemahan:
a.
Masih ada 6 anak yang mulai mampu menganyam dengan baik.
b.
Masih ada 4 anak yang baru mampu menganyam dengan baik, sehingga belum
mencapai kriteria keberhasilan.
c.
Jumlah anak yang mampu menganyam tanpa
bantuan guru belum mencapai kriteria keberhasilan.
Perbaikan kegiatan mengayam dengan
bahan bekas yang penulis lakukan untuk menindak lanjuti
adalah melakukan kegiatan mengayam dengan
bahan bekas pada Siklus II yang akan di uraikan
selanjutnya.
2.
Siklus II
a.
Perencanaan
Pada
Siklus II guru melakukan tindakan yang akan dilaksanakan untuk perbaikan
kegiatan pembelajaran dengan mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan indikator, yaitu dengan langkah-langkah perencanaan
perbaikan pembelajaran Siklus II sebagai sebagai berikut:
1)
Menyusun Rencana kegiatan harian sesuai dengan Standar Kompetensi
2)
Menentukan Indikator Pembelajaran
3)
Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
4)
Mempersiapkan materi pembelajaran
5)
Mempersiapkan alat peraga dari bahan
bekas dan media
pembelajaran yang lebih menarik, yaitu
dengan bahan bekas yang bermotif lebih menarik, semula cuma dari kalender dan
bekas bungkus kertas HVS, dan pada Siklus II ini memakai kertas bekas yang
bergambar dan bekas kertas kado.
6)
Mempersiapkan instrumen Penilaian
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah
dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam
menggunakan bahan bekas pada Siklus II adalah sebagai berikut:
1)
Guru memberikan penjelasan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam dari bahan bekas, yaitu
menganyam dengan gambar sebuah radio yang gambar dan pola menganyamnya dibuat
lebih menarik.
2)
Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan menganyam
bentuk radio sambil memperlihatkan bentuk anyaman yang sudah jadi dan memajang
hasil anyaman yang sudah jadi di papan tulis
3)
Guru menjelaskan langkah demi langkah dan bagian mana
yang akan di anyam
4)
Guru mulai menjelaskan langkah menganyam. Anak disuruh
memperhatikan pola dan bahan anyaman yang brupa potongan kertas bekas
5)
Guru mulai memberi contoh menganyam, anak menirukan
dengan memegang pola dan memasukkan potongan kertas satu persatu dengan
lompatan satu persatu pada baris pertama dari atas
6)
Selanjutnya pada baris kedua memasukkan potongan kertas
dari bawah dimasukkan selang satu persatu sampai selesai
7)
Setelah selesai, guru meminta anak untuk menunjukkan
hasil karyanya. Anak-anak menunjukkan hasil karyanya
8)
Di akhir kegiatan guru memberikan penilaian dan
umpan balik terhadap hasil karya anak
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan nilai Siklus II di atas, anak yang
mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1
anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai
bintang 4 adalah 3 anak.
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil
pelaksanaan kegiatan perbaikan untuk Siklus II dalam kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam
menggunakan bahan bekas dapat di identifikasi sebagai berikut:
Kekuatan:
a.
Kegiatan pembelajaran lebih jelas sehingga anak
berminat mengikuti kegiatan.
b.
Penyampaian pembelajaran lebih jelas dengan adanya
praktek langsung.
c.
Proses kegiatan dengan peragaan langsung sehingga anak
lebih senang mengikuti pembelajaran.
d.
Jumlah anak yang mampu 11 anak yang tadinya hanya 1 anak saja.
Kelemahan :
Masih
ada beberapa anak yang memerlukan bimbingan dan bantuan secara individual dalam
menyelesaikan tugas sendiri sampai
selesai.
Berdasarkan
hasil pengamatan peneliti dan observer dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik
halus kegiatan
menganyam menggunakan bahan bekas sudah menunjukkan kriteria
keberhasilan.
B. Pembahasan
Pada Prasiklus hasil observasi
menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih kurang maksimal. Masih ada anak
yang baru mencapai bintang 1 adalah 1 anak, anak
yang mencapai bintang 2 adalah 7 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4
anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah tidak ada. Berdasarkan
hasil pada Prasiklus maka guru merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus
I.
Untuk meningkatkan
motivasi anak, guru menggunakan metode
demonstrasi dan media yang lebih relevan, dimana pada Siklus I guru
mendemonstrasikan tugas masing-masing sehingga anak paham apa yang harus
dilaksanakan. Keaktifan siswa pada Siklus I ada peningkatannya. Hasil kegiatan
pembelajaran Siklus I menunjukkan nilai rata-rata cukup, dimana anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang
mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak,
dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak, ini berarti ada
peningkatan meskipun belum maksimal. Berdasarkan hasil temuan pada Siklus I
maka guru merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus II.
Proses
perbaikan pembelajaran pada Sikus II, guru berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan motivasi anak. Guru menggunakan media bahan bekas yang bergambar
radio yang dibuat lebih menarik, pakan anyaman di ambil dari bahan bekas kertas
kado yang bermotif menarik. Dengan media ini anak berusaha melakukan kegiatan dengan seksama. Pada saat
penelitian dilaksanakan nampak keaktifan anak semakin nyata. Hasil prakarya
Siklus II menunjukkan nilai rata-rata baik, dimana anak
yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang mencapai bintang 2 adalah 1
anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak, dan anak yang mencapai
bintang 4 adalah 3 anak.
Dengan didapatkannya hasil ini maka
peneliti dan kolaborator menghentikan penelitian ini hanya sampai pada Siklus
II karena pada siklus dua dianggap sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan
tindakan yang dilakukan, yaitu jika 10 anak sudah mencapai bintang 3 di
tambah bintang 4 dari 12 anak. Dengan demikian proses perbaikan berhasil.
Peningkatan
kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas dapat
diketahui dengan cara membandingkan jumlah kemampuan anak sebelum tindakan dan
setelah pelaksanaan Siklus I dan Siklus II.
Dari perbandingan
jumlah kemampuan anak dapat diketahui hasilnya, pada Prasiklus 1 anak mendapat
bintang 1, 7 anak mendapat bintang 2, 4 anak mendapat bintang 3. Pada Siklus I,
tidak ada anak mendapat bintang 1, 6 anak mendapat bintang 2, 4 anak mendapat
bintang 3 dan 2 anak mendapat bintang 4. Pada Siklus II, tidak ada anak mendapat
bintang 1, 1 anak mendapat bintang 2, 8 anak mendapat bintang 3 dan 3 anak
mendapat bintang 4.
Perbandingan terlihat anak yang mencapai
bintang 1 pada Prasiklus ada 1 anak, Siklus I tidak ada, Siklus II tidak ada.
Anak yang mencapai bintang 2 pada Prasiklus ada 7 anak, Siklus I ada 6 anak,
pada Siklus II ada 1 anak. Anak yang mencapai bintang 3 pada Prasiklus ada 4
anak, Siklus I ada 4 anak, Siklus II ada 8 anak, dan yang mencapai bintang 4
pada Prasiklus tidak ada, Siklus I ada 2 anak, Siklus II ada 3 anak.
Berdasarkan kenyataan dan bukti di atas,
data yang diperoleh selama penelitian berlangsung kegiatan meningkatkan kemampuan motorik
halus kegiatan
menganyam menggunakan bahan bekas 11 anak benar-benar meningkat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bahan bekas dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam. Dengan
didapatkannya hasil ini maka peneliti dan kolaborator menghentikan penelitian
ini hanya sampai pada Siklus II karena pada siklus dua dianggap sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan, yaitu jika 10 anak
sudah mencapai bintang 3 di tambah bintang 4 dari 12 anak.
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari
hasil penelitian dan
pembahasan yang
dilakukan, maka diambil kesimpulan:
1. Penelitian
kegiatan menganyam dengan menggunakan bahan bekas di TK PGRI Candirejo Semin
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
2. Hasil
dari kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI
Candirejo nilai yang
dicapai pada Prasiklus yaitu bintang 1 adalah 1 anak, anak yang mencapai
bintang 2 adalah 7 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak, dan anak
yang mencapai bintang 4 adalah tidak ada. Pada Siklus I anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang
mencapai bintang 2 adalah 6 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 4 anak,
dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 2 anak. Pada Siklus II anak yang mencapai bintang 1 adalah tidak ada, anak yang
mencapai bintang 2 adalah 1 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 8 anak,
dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 3 anak. Dari
hasil analisis tersebut dapat dikatakan tindakan perbaikan kegiatan
pembelajaran
yang penulis lakukan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus kegiatan menganyam
menggunakan bahan bekas di Kelompok B TK PGRI
Candirejo Semin dengan demikian proses perbaikan berhasil.
B. Saran
Untuk
pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang semoga dapat
membantu guru TK PGRI Candirejo pada
khususnya dan kepada seluruh pembaca penelitian ini pada umumnya untuk
masa yang akan datang, yaitu:
1. Sebagai guru TK hendaknya lebih kreatif
dalam menyediakan media pembelajaran agar dapat menarik minat anak,
2. Sebagai guru TK hendaknya selalu aktif
mengikuti perkembangan pendidikan khususnya tentang pendidikan anak usia dini.
Daftar Pustaka
Asmawati Luluk.
2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar Kompetensi Guru TK/RA. Program
Pendidikan D2 PGTK.
Gunarti Winda.
2008. Metode Pengembangan Perilaku dan
Kemampuan Dasar. Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Maseso Iksan.
2007. Evaluasi Pembelajaran TK.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Moh.
Nazir. 1991. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar