PENGGUNAAN KARTU HURUF BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGENAL HURUF
DI KELOMPOK B TK MASYITHOH PUCUNG
CANDIREJO SEMIN GUNUNGKIDUL
Mardiyah (NIM. 823673289)
Program
Studi S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Terbuka
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf di
Kelompok B TK Masyithoh Pucung Candirejo, Semin, Gunungkidul 2014/2015.
Penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 Siklus.
Penelitian ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta
didik pada Kelompok B TK Masyithoh Pucung
Candirejo, Semin, Gunungkidul
tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah anak didik 25 anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Kolabolator
dalam penelitian ini tediri atas seorang guru sebagai pelaksana tindakan dan
dua orang guru sebagai observer. Teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi observasi, hasil belajar, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Instrument yang digunakan adalah dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
analisis deskriftif kualitatif.
Hasil dari kegiatan pembelajaran
penggunaan kartu huruf bergambar untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf di
Kelompok B TK Masyithoh Pucung Candirejo, Semin dapat meningkatkan kemampuan
anak dalam mengenal huruf. Sebelum dilakukan tindakan, kemampuan anak dalam
mengenal huruf terdapat 2
anak mendapat bintang 1, 15 anak mendapat bintang 2, 7 anak mendapat bintang 3
dan 1 anak mendapat bintang 4. Pada Siklus I, sudah tidak ada
anak mendapat bintang 1, 12 anak mendapat bintang 2, 10 anak mendapat bintang 3
dan 3 anak mendapat bintang 4. Pada Siklus II, sudah tidak ada
anak mendapat bintang 1, 2 anak mendapat bintang 2, 18 anak mendapat bintang 3
dan 1 anak mendapat bintang 5.
Kata
kunci: Kemampuan
Mengenal Huruf, Kartu Huruf, TK Masyithoh Pucung Kelompok B.
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
Anak
khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang.
Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun
untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Selain itu secara naluriah mereka katif
bergerak, mereka akan menuju kemana saja sesuai dengan minat dan kemauannya
(Sri Mulyani, 2012: 2).
Penguasaan kosa kata
dan kemampuan berbicara diperoleh dari interaksi anak dengan orang-orang di
sekitarnya. Teman sebaya merupakan agen penting bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan bahasanya yang pada umumnya didapat melalui kegiatan bermain. Bermain
bersama-sama dengan teman akan membarikan kesempatan pada anak untuk
berkomunikasi satu sama lian, kosa kata serta pengetahuan bari ia peroleh dari
temannya ini. Selain itu ada permainan yang memounyai fungsi mengembangkan
kemampuan bahasa, antara lain melaluibuku cerita, bermain khayal, bermain
kata-kata, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya (Rini Hildayani, dkk. 2011:
4.11).
Sebelum anak siap untuk
mengembangkan keterampilan bahasa dan memulai belajar membaca, guru dapat
membantu mereka untuk menyadari secara umum adanya huruf dan kata-kata yang
tertulis dan menggunakannya dalam semua situasi.
Kebanyakan anak usia TK berada pada “gerbang”
menjadi pembaca. Anak pada umumnya membaca dengan tulisan, tetapi sering
tergantung pada ingatan mengenai cerita dan gambar. Guru perlu menenggelamkan
anak dalam dunia tulisan sehingga anak dapat membaca buku yang sederhana di akhir
tahun ajaran.
Sedangkan yang terjadi di TK Masyithoh Pucung pada
semester II, pada Kelompok B dalam aspek membaca, belum memenuhi standar
minimal atau hasilnya kurang memuaskan. Dari 25 anak baru 3 yang bisa membaca,
8 anak bahkan belum hafal huruf-huruf abjad. Padahal seharusnya sudah hafal
huruf terutama huruf-huruf pada nama mereka.
Hal ini disebabkan pada standar kompetensi “mengenal
huruf” melalui metode yang kurang tepat sehingga anak kurang termotivasi di dalam
kegiatan pembelajaran, penjelasan guru yang kurang jelas dan kurang maksimal,
dan alokasi waktu yang hanya 15 menit masih sangatlah kurang.
Untuk kegiatan berikutnya
peneliti lebih menekankan pada metode pembelajaran, dengan melakukan
perbaikan mengubah metode pembelajaran yang konvensional, tidak hanya
mendengarkan saja tetapi perlu mengimplementasikan metode yang lebih baik.
Pengembangan kemampuan mengenal huruf merupakan pengembangan
bahasa. Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi di mana pikiran dan perasaan
individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan
sesuatu.
Dalam pengenalan huruf, anak tidak hanya dapat mendengarkan
tetapi dengan pembelajaran yang disertai gambar, atau alat peraga, disertai
strategi/ metode yang tepat sehingga anak dapat membangun pengetahuannya.
Oleh karena itu untuk memperbaiki pembelajaran pada
kegiatan mengenal huruf dilakukan suatu tindakan, yaitu dengan menggunakan
mengenal huruf bergambar.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimanakah
pelaksanaan pengenalan huruf dengan kartu huruf bergambar dalam pembelajaran
pengenalan huruf di Kelompok B TK Masyithoh Pucung?
2.
Bagaimankah penggunaan kartu huruf bergambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada
anak di Kelompok B TK Masyithoh Pucung?
C.
Tujuan Penelitian
Melalui
penelitian ini, secara umum diharapkan kualitas pembelajaran di TK Masyithoh
Pucung dapat meningkat. Sedangkan secara khusus sesuai rumusan masalah di atas,
maka penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Untuk mengetahui
pelaksanaan kegiatan pengenalan huruf dengan kartu huruf bergambar di Kelompok
B TK Masyithoh Pucung.
2.
Untuk mengetahui
peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf setelah dilakukan kegiatan
pembelajaran dengan kartu huruf bergambar di Kelompok B TK Masyithoh Pucung.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Anak
a.
Meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal huruf.
b.
Meningkatkan
pemahaman dan daya serap anak terhadap materi pembelajaran.
c.
Meningkatkan
motivasi belajar anak dalam mengenal huruf.
2.
Bagi Guru
a.
Meningkatkan
kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran.
b.
Memotivasi guru
untuk lebih inovatif dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan metode dan media mengajar yang bervariasi.
3.
Bagi Sekolah
Dengan
meningkatnya daya serap dan hasil belajar anak dalam mengenal huruf yang lebih
baik, maka meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Kemampuan Mengenal Huruf
Pengenalan
huruf merupakan suatu kesatuan yang terpadu dari kegiatan membaca, yang
mencakup beberapa kegiatan lainnya seperti mengenali kata-kata, menghubungkan
dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Menurut
Anderson dkk (1985), sebagaimana dikutib oleh Nurbiana Dhieni, dkk (2008: 5.5)
memandang, membaca sebagai suatu proses untuk mamahami makna suatu tulisan.
Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan
penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frase,
kalimat, dan wacana serta menghubungkan dengan bunyi dan makna.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan huruf masuk dalam
indikator-indikator kegiatan pembelajaran di taman kanak-kanak, di antaranya meliputi:
1.
Menyebut
simbol-simbol huruf vokal dan konsonan (B.25)
2.
Meniru berbagai
lambang huruf vokal konsonan (K.42)
Jean
Piaget (1971, 1976) menekankan bahwa anak lebih diuntungkan dari pengalaman yang
mudah untuk menarik keingintahuannya, menantang pemahamannya, dan mendorongnya
untuk mengevaluasi apa yang telah diketahuinya. Selengkapnya Jean Piaget (1971,
1976), menyarankan agar pendidikan menghindari ceramah atau membuat anak pasif,
anak harus didorong untuk menjelajah macam-macam perlengkapan pendidikan yang
memungkinkan belajar sambil melakukan. Guru/pendidik dapat membantu mereka
dengan menyediakan bahan-bahan yang sesuai dan metode yang tepat (Siti Aisyah, dkk 2011: 5.30).
B. Metode
Metode bermain ini
sangat cocok digunakan dalam proses belajar mengajar pada Anak Usia Dini. Sebab Sudah tidak
dapat dihindari dan dipungkiri lagi bahwa setiap anak kecil pastinya sangat
menyukai sebuah permainan, baik permainan yang sederhana sampai permainan yang
mengandung sebuah tantangan. Jika metode bermain ini selalu diterapkan maka
selain akan disukai oleh para
anak-anak kecil, pada dasarnya metode ini akan banyak membawa manfaat bagi
perkembangan anak.
Bermain
dan belajar dapat digolongkan menjadi dua hal yang saling berkaitan. Bermain
adalah belajar menyesuaikan diri dengan keadaan. (Soemitro, 1992: 2). Sementara
menurut Sukintaka (1997: 2) bermain dapat dirumuskan sebagai aktivitas jasmani
yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa
senang dari melakukan aktivitas tersebut. Untuk bermain baik anak-anak maupun dewasa
pasti mereka membutuhkan teman bermain, sebab pada dasarnya mereka bermain
berawal dari naluri bergeraknya dan terdorong baik untuk memenuhi kebutuhan
isyarat-isyarat dari dorongan. Dimana anak-anak bermain tanpa memikirkan akan
tujuan dari permainan mereka. Menurut Sukintaka (1997: 1) menyatakan bahwa
bermain lebih tua dari kebudayaan, sebab kebudayaan itu didasari oleh pemikiran
dan segala peristiwa srawung antara manusia.
Manusia
bermain untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan. Sehingga
akan ada unsur sukarela, dan akan berprilaku jujur serta tidak akan melukai
teman bermainya karena keinginan untuk memperoleh kesenangan bersama. Manusia
bermain juga untuk rekreasi, pelepasan energy dan juga untuk memperoleh
kepuasan. Menurut teori rekreasi dalam Sukintaka (1997: 4) teori ini mengatakan
bahwabermain itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan
kesungguhan hidup, dan imbangan antara kerja dan istirahat.
Tujuan
bermain pada dasarnya adalah untuk mencari sebuah kepuasan, kesenangan,
memanfaatkan waktu luang, rekreasi, dan juga bias sebagai sarana untuk
menyalurkan energi yang berlebih. Teori rekreasi dalam Sumitro (1992: 8)
menjelaskan bahwa orang bermain didasarkan oleh pemikiran bahwa manusia
membutuhkan bermain sebagai usaha untuk mengembalikan gairah hidup.
Dalam lingkungan
bermain yang aman dan menyenangkan, bermain memicu anak menemukan ide-ide serta
menggunakan daya khayalnya. Hasil penelitian mendukung dugaan bahwa bermain dan
kreativitas saling berkaitan karena mengandalkan kemampuan anak dalam
menggunakan simbol-simbol (Spodek & Sarcho, 1988. Sebagaimana dikutip oleh
B. E. F. Montolalu, dkk 2009: 1.19).
Di dalam menerapkan
bermain sebagai bagian dari pembelajaran di TK, guru perlu merencanakan langkah-langkah
kegiatan yang dilaksanakan, yaitu
1.
Permainan
dipimpin guru.
2.
Guru mengatur
posisi duduk anak.
3.
Alat/ benda yang
akan dipakai sudah disamping guru.
4.
Guru bercerita
yang mengandung unsur mengeja huruf. Misalnya: Ani mempunyai balon (anak-anak
diajak untuk mengeja kata balon dengan mencari pada kartu huruf).
5.
Jika sudah
benar, anak diminta menirukan menulis huruf-huruf tersebut.
6.
Alat peraga
dapat berupa benda yang sebenarnya.
Kualitas pelaksanaan
kegiatan bermain banyak dipengaruhi oleh perancangan kegiatan bermain yang
sudah disusun. Hasil pelaksanaan kegiatan bermain merupakan masukan bagi guru
untuk mengadakan perbaikan dan pengembangan rancangan bermain yang telah
tersusun.
C.
Kartu Huruf Bergambar
Kartu huruf
bergambar adalah media visual yang merupakan bagian dari media sederhana.
Pengertian kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang (untuk berbagai
keperluan). Penggunaan media gambar dan kartu sangat cocok dengan karakteristik
anak usia dini yang notabene masih anak-anak (Latuheru, John D, 1983: 25).
PERENCANAAN
PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi
penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK Masyithoh Pucung
terletak di Desa Candirejo Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul. Penelitian
dilakukan di Kelompok B TK Masyithoh Pucung, dengan jumlah siswa 25 anak,
terdiri dari 14 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.
2. Waktu
pelaksankan
Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 (dua) Siklus:
a. Silkus
I dilaksanakan pada tanggal 19 Maret
2015 dengan tema alat komunikasi dan subtema macam-macam alat komunikasi.
b. Silkus
II dilaksanakan pada tanggal 27 Maret
2015 dengan tema alat komunikasi dan subtema macam-macam alat komunikasi.
3. Informasi
Teman Sejawat
Dalam melaksanakan penelitian di Kelompok B TK Masyithoh
Pucung guru
berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu Ibu Cicilia Susiani, S. Pd.
AUD
guru TK PGRI Candirejo, Semin, dan Ibu Siti Fatimah, S. Pd. AUD guru TK Masyithoh Pucung Semin.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Perencanaan
Pada perencanaan Siklus I peneliti menyiapkan RKH
dengan indikator menyebut simbol-simbol
huruf vokal dan konsonan, dan membuat alat peraga yang berkaitan
dengan tema alat komunikasi. Guru juga menyiapkan alat penilaian, lembar
observasi serta media kegiatan pembelajaran bermain dengan kartu huruf, menyebut
huruf vokal dan konsonan berupa kartu huruf bergambar.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran penggunaan kartu huruf bergambar untuk meningkatkan
kemampuan mengenal huruf yaitu:
a. Guru
menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan mengenal huruf-huruf abjad, sambil
menunjukkan kartu huruf A-Z dan beberapa gambar.
b.
Posisi anak duduk melingkar.
c.
Guru mengalihkan perhatian anak dengan cara
menyanyikan lagu mengenal huruf, yakni a, b, c, d, e, f, g, dst.
d.
Guru menjelaskan jumlah huruf abjad dan
mengenalkan huruf per huruf, anak-anak memperhatikan.
e.
Guru mengambil salah satu gambar, untuk
dijadikan acuan dalam pengenalan huruf. Contoh, gambar “surat”, kemudian guru
menunjukkan huruf per huruf yang tertulis dibawah gambar tersebut.
f. Kemudian
guru mengacak kartu huruf dengan tujuan agar anak dapat membedakan antara huruf
satu dengan yang lainnya.
g. Guru
meminta anak satu persatu untuk menunjukkan kartu huruf yang telah disusunnya.
h. Kegiatan
mengenal huruf ini sudah selesai, guru memberikan bimbingan kepada anak yang
mengalami kesulitan.
i. Di akhir
kegiatan, guru memberikan penilaian dan umpan balik terhadap penugasan kepada
anak.
3. Pengamatan
Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang
bertugas mengamati dan mencatat selama kegiatan. Adapun alat yang digunakan
adalah lembar pengamatan dan penilaian.
4. Refleksi
Refleksi
dilakukan setelah kegiatan tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan. Refleksi
dilakukan oleh guru dan teman sejawat dengan mendiskusikan hasil pengamatan dan
penilaian selama dilakukan tindakan perbaikan. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada untuk di perbaiki pada Siklus
berikutnya.
C. Teknik Analisis Data
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Perhitungan dalam analisis data menghasilkan pencapaian yang selanjutnya
diinterperstasikan dengan kalimat. Pengolahan data
dianggap optimal apabila data yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan sehingga
dapat menjawab permasalahan yang ada.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria
merupakan suatu patokan atau acuan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan
suatu kegiatan atau program. Keberhasilan tindakan berubah ke arah perbaikan,
baik yang terkait dengan anak ataupun pembelajaran dengan menggunakan kartu huruf
bergambar dapat meningkatkan
kemampuan mengenal huruf yang dibandingkan dengan alat peraga
yang berbeda. Adapun kriteria
keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah apabila 20 anak sudah
mencapai bintang 3 dan bintang 4 dari 25 anak, maka anak di anggap sudah mampu
melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Siklus I
a.
Perencanaan
Pada
Siklus I guru mengambil pembelajaran dengan indikator menyebut simbol-simbol huruf vokal dan konsonan,
dan membuat alat peraga yang berkaitan dengan tema alat komunikasi. Pada Siklus
I guru menyiapkan RKH I, hari Kamis 19 Maret 2015 dengan kegiatan pembelajaran
bermain dengan kartu huruf, menyebut huruf vokal dan konsonan. Dalam pelaksanaan perbaikan, yang pertama
di lakukan adalah Guru menyiapkan RKH yang akan digunakan pada Siklus
I, kemudian guru menyiapkan bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan.
Dalam pengembangan kemampuan anak Siklus I kegiatan
yang dilakukan yaitu dari RKH I dengan langkah-langkah perencanaan
perbaikan pembelajaran Siklus I sebagai sebagai berikut:
1)
Menyusun Rencana kegiatan harian sesuai dengan
Standar Kompetensi
2)
Menentukan Indikator Pembelajaran
3)
Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan
pembelajaran
4)
Mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan tema RKH,
yaitu alat komunikasi (gambar surat dan kartu huruf)
5)
Mempersiapkan instrumen Penilaian
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
guru mengacu pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran penggunaan kartu huruf bergambar untuk meningkatkan
kemampuan mengenal huruf. Guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan
mengenal huruf-huruf abjad, sambil menunjukkan kartu huruf A-Z dan beberapa
gambar. Posisi anak duduk melingkar, guru sebagai fasilitator mengarahkan anak
supaya duduk melingkar dengan rapi.
Guru
mengalihkan perhatian anak dengan cara menyanyikan lagu mengenal huruf, yakni
a, b, c, d, e, f, g, dst. Guru menjelaskan jumlah huruf abjad dan mengenalkan
huruf per huruf, anak-anak memperhatikan dengan seksama. Kemudian guru
mengambil salah satu gambar, untuk dijadikan acuan dalam pengenalan huruf. Sebagai
contoh, guru menggunakan gambar “surat”,
kemudian guru menunjukkan huruf per huruf yang tertulis dibawah gambar
tersebut.
Kemudian
guru mengacak kartu huruf dengan tujuan agar anak dapat membedakan antara huruf
satu dengan yang lainnya. Guru meminta anak satu persatu untuk menunjukkan
kartu huruf yang telah disusunnya.
Kegiatan
mengenal huruf ini sudah selesai, guru memberikan bimbingan kepada anak yang
mengalami kesulitan, dengan mendampingi anak melakukan kegiatan pembelajaran penggunaan kartu huruf bergambar untuk meningkatkan
kemampuan mengenal huruf. Di akhir kegiatan, guru memberikan penilaian
dan umpan balik terhadap penugasan kepada anak.
c. Pengamatan
Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang
bertugas mengamati dan mencatat selama kegiatan. Adapun alat yang dignakan
adalah lembar penilaian. Hasil pengamatan pada Siklus I dapat dilihat pada
tabel yang penulis sajikan sebagai berikut:
Dari hasil pengamatan nilai Siklus I
di atas, anak yang mencapai bintang 1 adalah 0 anak, anak yang mencapai bintang
2 adalah 12 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 10 anak, dan anak yang
mencapai bintang 4 adalah 3 anak.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, guru
merasa bahwa kegiatan belajar mengajar belum berhasil. Hal ini terjadi
dimungkinkan karena:
a.
Alat peraga yang kurang menarik, hanya
berupa kartu huruf yang berbentuk/berukuran kecil dan warna yang sama.
b.
Penjelasan guru kurang jelas dan kurang
maksimal, sehingga masih ada anak yang bingung dan kurang paham.
c.
Alokasi waktu yang masih kurang sehingga
anak merasa dikejar-kejar dalam melakukan kegiatan.
Kekuatan dalam kegiatan ini adalah:
a.
Anak sangat antusias dengan metode yang
digunakan, terbukti dengan banyaknya anak yang bersemangat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b.
Anak lebih mudah menerima apa yang
diberikan, sehingga cepat menyelesaikan kegiatan meskipun ada sebagian yang
belum mampu menyelesaikan.
c.
Proses belajar lebih menyenangkan karena
anak belajar dengan senang hati (bermain sambil belajar dan belajar seraya
bermain).
Dari
pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I ternyata hasil pembelajaran yang
diperoleh belum mencapai kriteria yang ditentukan. Untuk memperoleh capaian
yang ditentukan, maka akan diperbaiki dalam pembelajaran Siklus II.
2.
Siklus II
a.
Perencanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran Siklus II yaitu
menindak lanjuti perbaikan kegiatan pembelajaran pada Siklus I, kegiatan yang
dilakukan yaitu dari RKH Siklus II dengan langkah-langkah perencanaan
perbaikan pembelajaran Siklus II sebagai sebagai berikut:
1)
Menyusun Rencana kegiatan harian sesuai dengan
Standar Kompetensi
2)
Menentukan Indikator Pembelajaran
3)
Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan
pembelajaran
4)
Mempersiapkan materi pembelajaran dengan matang
5)
Mempersiapkan alat peraga media
pembelajaran yang
lebih menarik dengan merubah bentuk huruf dan gambar
6)
Mempersiapkan instrumen Penilaian
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan guru menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan
mengenal huruf-huruf abjad, sambil menunjukkan kartu huruf A-Z dan beberapa
gambar yang bersangkutan dengan tema, yaitu alat komunikasi. Posisi anak duduk
melingkar, dengan perintah guru anak segera menempatkan diri dengan antusias
karena anak-anak telah melihat alat peraga yang telah dibuat lebih menarik
dengan merubah bentuk huruf dan gambar.
Guru mengalihkan perhatian anak dengan cara menyanyikan lagu
mengenal huruf, yakni a, b, c, d, e, f, g, dst. Kemudian guru menjelaskan
jumlah huruf abjad dan mengenalkan huruf per huruf, anak-anak lebih
memperhatikan dengan seksama. Lalu guru mengambil salah satu gambar, untuk
dijadikan acuan dalam pengenalan huruf, yaitu gambar “radio”, kemudian guru menunjukkan
huruf perhuruf yang tertulis dibawah gambar tersebut. Kemudian guru mengacak
kartu huruf dengan tujuan agar anak dapat membedakan antara huruf satu dengan
yang lainnya.
Guru meminta anak satu persatu supaya menunjukkan kartu huruf yang
telah disusunnya, dari penugasan tersebut anak lebih antusias dan semangat. Kegiatan
mengenal huruf ini sudah selesai, guru memberikan bimbingan kepada anak yang
mengalami kesulitan. Hanya 2 anak yang belum mencapai kriteria keberhasilan.
Di akhir kegiatan, guru memberikan penilaian dan umpan balik
terhadap penugasan kepada anak.
c.
Pengamatan
Peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang
bertugas mengamati dan mencatat selama kegiatan. Adapun alat yang dignakan
adalah lembar penilaian. Hasil pengamatan pada Siklus I dapat penulis sajikan
sebagai berikut:
Dari
hasil pengamatan pada tabel nilai Siklus II di atas, anak yang mencapai bintang
1 adalah 0 anak, anak yang mencapai bintang 2 adalah 2 anak, anak yang mencapai
bintang 3 adalah 18 anak, dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 5 anak.
d.
Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan, partisipasi anak
dalam pembelajaran di Siklus II mengalami banyak peningkatan. Hal ini
berpengaruh pada hasil yang ingin dicapai.
Kelemahan yang
dirasakan oleh peneliti adalah masih kurangnya alokasi waktu sehingga anak
merasa dikejar-kejar. Kekuatan dalam kegiatan ini adalah anak
sangat bersemangat/antusias dengan media pembelajaran dan alat peraga yang
bervariasi dan menarik dengan merubah bentuk huruf dan gambar.
Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti dan observer dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran penggunaan kartu
huruf bergambar untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf sudah mencapai
kriteria keberhasilan tindakan.
B.
Pembahasan
Permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan mengenal huruf di Kelompok B TK Masyithoh Pucung Candirejo, Semin,
Gunungkidul melalui media kartu bergambar.
Pada Prasiklus hasil observasi menunjukkan bahwa
proses pembelajaran masih kurang maksimal. Masih ada anak yang baru mencapai bintang 1 adalah 2 anak, anak yang mencapai
bintang 2 adalah 15 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 7 anak, dan anak yang
mencapai bintang 4 adalah 1 anak. Berdasarkan hasil pada Prasiklus maka
guru merencanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus I.
Untuk meningkatkan motivasi anak, guru
menggunakan metode bermain dan media
yang lebih relevan, dimana pada Siklus I guru mendemonstrasikan tugas
masing-masing sehingga anak paham apa yang harus dilaksanakan. Keaktifan siswa
pada Siklus I ada peningkatannya. Hasil kegiatan pembelajaran Siklus I
menunjukkan nilai rata-rata bintang 3, dimana anak
yang mencapai bintang 1 adalah 0 anak, anak yang mencapai bintang 2 adalah 12
anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 10 anak, dan anak yang mencapai
bintang 4 adalah 3 anak, ini berarti ada peningkatan meskipun belum
maksimal. Berdasarkan hasil temuan pada Siklus I maka guru merencanakan
perbaikan pada pembelajaran Siklus II.
Proses perbaikan pembelajaran pada Sikus II, guru
berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan motivasi anak. Guru menggunakan
media huruf bergambar yang bergambar radio yang dibuat lebih menarik, gambar
radio tersebut di buat dengan gambar berwarna atau dengan gambar dar sebuah
foto radio. Dengan media ini anak berusaha
melakukan kegiatan dengan seksama. Pada saat penelitian dilaksanakan
nampak keaktifan anak semakin nyata. Hasil prakarya Siklus II menunjukkan nilai
rata-rata baik, terlihat pada capaian nilai bintang 3 dan bintan 4. Dimana anak yang mencapai bintang 1 adalah 0 anak, anak yang
mencapai bintang 2 adalah 2 anak, anak yang mencapai bintang 3 adalah 18 anak,
dan anak yang mencapai bintang 4 adalah 5 anak.
Dengan
didapatkannya hasil ini maka peneliti dan kolaborator menghentikan penelitian
ini hanya sampai pada Siklus II karena pada siklus dua dianggap sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan, yaitu jika 20 anak sudah
mencapai bintang 3 + bintang 4 dari 25 anak. Dengan demikian proses perbaikan
berhasil.
Hasil pengamatan perbandingan jumlah kemampuan anak sebelum tindakan, Siklus
I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel yang peneliti sajikan sebagai berikut:
Perbandingan jumlah kemampuan anak dapat diketahui
hasilnya, pada Prasiklus 2 anak mendapat bintang 1, 15
anak mendapat bintang 2, 7 anak mendapat bintang 3 dan 1 anak mendapat bintang
4. Pada Siklus I, tidak ada anak mendapat bintang 1, 12 anak mendapat bintang
2, 10 anak mendapat bintang 3 dan 3 anak mendapat bintang 4. Pada Siklus II,
tidak ada anak mendapat bintang 1, 2 anak mendapat bintang 2, 18 anak mendapat
bintang 3 dan 1 anak mendapat bintang 4.
Dari
hasil data perbandingan jumlah
kemampuan anak, dapat diketahui perbandingan jumlah anak yang
memiliki kemampuan mengenal huruf
dengan kriteria yang telah ditentukan (20 anak sudah mencapai bintang 3 dan
bintang 4 dari 25 anak), dari sebelum tindakan 8 anak setelah pelaksanaan
Siklus I meningkat menjadi 13 anak dan Siklus II meningkat lagi menjadi 23
anak.
Perbandingan terlihat anak yang mencapai bintang 1
pada Prasiklus ada 2 anak, Siklus I tidak ada, Siklus II tidak ada. Anak yang
mencapai bintang 2 pada Prasiklus ada 15 anak, Siklus I ada 12 anak, pada
Siklus II ada 2 anak. Anak yang mencapai bintang 3 pada Prasiklus ada 7 anak,
Siklus I ada 10 anak, Siklus II ada 18 anak, dan yang mencapai bintang 4 pada
Prasiklus 1 anak, Siklus I ada 3 anak, Siklus II ada 5 anak.
Berdasarkan kenyataan dan bukti di atas, data yang
diperoleh selama penelitian berlangsung kegiatan meningkatkan kemampuan
mengenal huruf 23 anak (bintang 3 dan bintang 4) benar-benar
meningkat pada Siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu
huruf bergambar dengan metode pembelajaran bermain dapat meningkatkan kemampuan
mengenal huruf.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah
penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan
sabagai berikut:
1. Penelitian
kegiatan pembelajaran
yang penulis lakukan, yaitu:
a. Guru
menerangkan bahwa hari ini ada kegiatan mengenal huruf-huruf abjad, sambil
menunjukkan kartu huruf A-Z dan beberapa gambar.
b.
Guru mengalihkan perhatian anak dengan cara
menyanyikan lagu mengenal huruf, yakni a, b, c, d, e, f, g, dst.
c.
Guru menjelaskan jumlah huruf abjad dan
mengenalkan huruf per huruf, anak-anak memperhatikan.
d.
Guru mengambil salah satu gambar, untuk
dijadikan acuan dalam pengenalan huruf.
e. Kemudian
guru mengacak kartu huruf dengan tujuan agar anak dapat membedakan antara huruf
satu dengan yang lainnya.
f. Guru
meminta anak satu persatu untuk menunjukkan kartu huruf yang telah disusunnya.
2.
Hasil dari
kegiatan pembelajaran penggunaan kartu huruf bergambar untuk meningkatkan
kemampuan mengenal huruf di Kelompok B TK Masyithoh Pucung Candirejo, Semin dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf. Sebelum dilakukan tindakan,
kemampuan anak dalam mengenal huruf terdapat 2 anak mendapat
bintang 1, 15 anak mendapat bintang 2, 7 anak mendapat bintang 3 dan 1 anak
mendapat bintang 4. Pada Siklus I, sudah tidak ada anak mendapat bintang 1, 12 anak
mendapat bintang 2, 10 anak mendapat bintang 3 dan 3 anak mendapat bintang 4.
Pada Siklus II, sudah tidak
ada
anak mendapat bintang 1, 2 anak mendapat bintang 2, 18 anak mendapat bintang 3
dan 1 anak mendapat bintang 5. Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan tindakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan, yaitu penggunaan kartu huruf bergambar dapat
meningkatkan kemampuan mengenal huruf di Kelompok B TK Masyithoh Pucung
Candirejo, Semin, Gunungkidul dengan
demikian proses perbaikan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan
pembahasan pada hasil perbaikan maka peneliti mengajak para guru terutama guru
TK Masyithoh Pucung untuk:
1. Untuk
mengatasi pemahaman yang kurang, sebaiknya guru berusaha menyajikan alat peraga
yang mudah merangsang dan disenangi anak.
2. Meningkatkan
keterlibatan anak dalam kegiatan belajar mengajar sehingga anak aktif dan
bersemangat.
3. Sebagai
guru yang berpendidikan hendaknya selalu aktif mengikuti perkembangan
pendidikan, khususnya tentang pendidikan anak usia dini.
DAFTAR
PUSTAKA
Badru
Zaman, Asep Hery Hernawan, Cucu Eliyawati. 2009. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
B.E.F.
Montolalu, dkk. 2009. Bermain dan
Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dra. Sri Tatminingsih, dkk. 2011. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Masitoh,
dkk. 2008. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Nurbiana
Dhieni, dkk. 2008. Metode Pengembangan
Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rini Hildayani, dkk. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sri Mulyani. 2012. Upaya Meningkatkan
Kreativitas Melalui Melipat Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Tegalrejo. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar